Kasih Sayang Ibu Membuat Anak Pandai Menjaga Harga Diri Saat Dewasa

By nova.id, Selasa, 22 Desember 2015 | 07:50 WIB
Hari Ibu, mari maknai pentingnya peran ibu untuk buah hati tercinta. (nova.id)

Sering kita dihadapkan pada beberapa kasus atau realita, di mana orang dewasa bersikap seperti anak-anak dalam hal pemikiran. Tak sedikit orang yang sudah dewasa secara usia, tapi melakukan hal-hal yang tak pantas dilakukan seseorang di usia matang.

Mulai dari caranya membuat keputusan, memperlakukan orang lain, hingga ketika ia mempersepsi dan bereaksi terhadap suatu masalah.

Diyakini, pendidikan dan perlindungan orangtua khususnya ibu, saat anak masih kecil memegang peranan besar terhadap kecakapannya membawa diri di kemudian hari.

BACA: 7 Tips Menjalankan Peran Ibu Agar Lebih Nyaman

Peran dan posisi seorang ibu memang sangat penting untuk perkembangan psikologi anak. Bahkan, ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di kemudian hari. Maka tak berlebihan bila ada petuah ‘Surga di telapak kaki ibu’.

Menurut Woro Kurnianingrum, M.Psi., Psikolog. dari RS St. Carolus Summarecon Serpong, secara umum, seorang ibu berperan sebagai pengasuh, pendidik, sekaligus teladan (role model) bagi sang buah hati.

Peran ibu sedemikian penting dalam mengasuh dan mendidik anak. Kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik akan menentukan bagaimana anak ketika besar nanti. Perhatian dan kasih sayang yang tepat, akan menumbuhkan kepercayaan, perasaan diterima dalam diri anak, serta membentuk harga diri anak pada masa-masa perkembangannya.

BACA: Ketika Ayah Bertukar Peran dengan Ibu

“Pada anak yang memperoleh sentuhan atau peran serta ibu secara utuh, ia akan merasakan keutuhan dalam dirinya, perasaan dicintai dan diperhatikan, sehingga perilakunya relatif lebih tenang, nyaman, dan terkendali,” papar Psikolog Anak dan Remaja dari  RS OMNI Alam Sutera ini.

Sebaliknya, bila ibu kurang terlibat dalam pengasuhan anak atau justru memberi teladan yang kurang baik, dampak yang bisa muncul adalah anak tumbuh menjadi sosok peragu, diliputi rasa tidak aman, serta mencari-cari kasih sayang (afeksi) dan figur pengasuh lain dalam hidupnya.

“Anak juga dapat tumbuh menjadi pribadi yang kurang menerima diri sendiri dan memiliki harga diri yang kurang baik,” tambahnya.

Hilman Hilmansyah