Tabloidnova.com - Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menyebutkan jika apa yang menimpa Wayan Mirna Salihin (27), adalah sebuah kasus pembunuhan dengan racun sianida yang dibubuhkan di kopi yang di minum Mirna, maka pelakunya adalah orang yang bukan orang awam atau umum.
Dan dapat dipastikan tidak akan semeja serta satu lokasi dengan korban. "Sebab pembunuh dengan racun sianida menandakan pelaku ingin efek mematikan berlangsung cepat, sehingga kecil peluang korban diselamatkan. Karenanya pelaku pasti tidak ingin berada di lokasi saat korban menderita lalu tewas," kata Reza, Senin (11/1/2016) malam.
Seperti diketahui Wayan Mirna Salihin (27) mengalami kejang-kejang dan tewas usai minum kopi bersama dua rekannya di Olivier Cafe, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016) lalu.
Dari hasil pemeriksaan tim dokter kepolisian, diduga kuat, kopi yang diminum Mirna mengandung racun sianida. Reza menyebutkan racun sianida lebih sering dipakai untuk bunuh diri. Itu pun, katanya sangat sedikit orang yang melakukannya karena mendapatkan sianida sangat sulit.
"Sebagai zat spesifik atau bukan seperti obat nyamuk dan berefek dahsyat, butuh akses khusus untuk mendapatkannya," katanya.
Baca juga: Begini Posisi Duduk Mirna Bersama Dua Temannya Saat Minum Kopi Vietnam
Karena butuh extra effort untuk mendapatkan sianida maka besar kemungkinan pelaku mengganti alat pembunuhannya jika rencana awal akan meracuni korban dengan sianida.
Ini terjadi di banyak kasus pembunuhan. "Itu sebabnya, lebih sedikit lagi pembunuhan yang pakai racun," kata dia.
Pembunuh yang menggunakan racun di makanan atau minuman, kata Reza, seperti pelaku lainnya, tentu ingin efek mematikan berlangsung cepat dan kecil peluang korban diselamatkan.
Karenanya kata dia, pelaku pasti tidak ingin berada di lokasi saat korban menderita lalu tewas. "Jadi siapa si pembunuh Mirna? Dugaannya adalah orang yang bukan awam atau umum, dan tidak semeja atau selokasi dengan korban," kata Reza.
Budi Malau / Warta Kota