Melamar pekerjaan saat hamil adalah hal yang cukup membingungkan bagi seorang wanita. Pasalnya, selama ini berkembang opini bahwa wanita hamil lebih sulit mendapatkan pekerjaan baru.
Meski demikian, tiga dari empat atasan menganjurkan ada baiknya Anda jujur bila sedang dalam keadaan hamil kala melamar pekerjaan.
Survei yang dilakukan oleh Equality and Human Right Commision pada 3.000 manajer menemukan bahwa sebanyak 74 persen atasan yakin bahwa perempuan harus mengatakan pada tim perekrutnya apabila ia sedang memasuki masa kehamilan. Pasalnya, jika tidak memberi tahu, perekrut dan user yang menangani lamaran pekerja perempuan tersebut dapat dituding bersalah dan dikenakan sanksi oleh tempat kerjanya.
BACA: Hal-Hal Penting Selama Kehamilan: Kosmetik, Makanan, Olahraga
Sebenarnya, bukan tanpa alasan perempuan hamil sering merahasiakan kehamilannya saat melamar pekerjaan. Survei menunjukkan, di antara tiga ribu ibu yang memiliki anak di bawah usia dua tahun, 11 persen merasa sering mendapatkan perlakuan diskriminatif pasca-melahirkan oleh perusahaan.
Tak jarang mereka dipecat dan diminta mundur dari pekerjaannya. Jika ditotal, The Equality Commision mengungkapkan bahwa ada 54.000 ibu di Inggris yang diberhentikan dari pekerjaanya dalam satu tahun.
Lebih lanjutnya, 10 persen pekerja mengatakan atasannya tak ingin mereka melakukan pemeriksaan pasca-melahirkan, sembilan persen merasa diperlakukan lebih buruk di tempat kerja pasca-melahirkan. Tujuh persen hanya bisa berdiam dengan tekanan pekerjaan pasca-melahirkan dan setengah responden mengatakan mereka hanya diberi kesempatan yang terbatas di tempat kerja.
BACA: Tetap Prima Bekerja Saat Hamil
Caroline Waters, Deputy Chairman dari Equality Commision mengatakan, "Penelitian ini mengungkapkan tingkat diskriminasi mengkhawatirkan dan tak menguntungkan yang masih dialami banyak wanita saat ini."
Sumber: Kompas.com