Suka Berimajinasi Tingkatkan Risiko Obesitas pada Anak

By nova.id, Senin, 25 Januari 2016 | 09:00 WIB
Suka Berimajinasi Tingkatkan Risiko Obesitas pada Anak (nova.id)

Dunia anak seringkali dihiasi dengan imajinasi atau khayalan yang membuat mereka merasa terhibur dan bahagia. Sayangnya, para peneliti mengungkapkan temuan bahwa suka berimajinasi tingkatkan risiko obesitas pada anak. Dengan kata lain, anak yang suka berkhayal berisiko mengalami obesitas. Benarkah hal tersebut?

“Kami tahu bahwa otak memainkan peran besar pada obesitas di kalangan orang dewasa. Namun, belum tentu pada anak-anak. Untuk itu, penelitian ini ingin melihat lebih jauh fungsi otak mereka agar lebih memahami apa yang terjadi pada anak-anak obesitas,” kata pemimpin penelitian, Betty Ann Chodkowski, PhD.

Studi yang dipublikasikan pada jurnal Heliyon tersebut menganalisis data dari Enhanced Nathan Kline Institute, Rockland Sample. Informasinya berasal dari 38 anak-anak kelebihan berat badan berusia 8-13 tahun. Info berat badan, pola makan, dan scan otak dilakukan untuk mendukung penelitian tersebut.

Baca: Ternyata, Air Putih Bantu Mencegah Obesitas pada Anak

Penelitian mengidentifikasi tiga bagian di otak yang berkaitan dengan berat badan dan pola makan. Lobus parietal inferior terkait dengan penghambatan dan kemampuan untuk mengesampingkan respons otomatis seperti makan. Sementara itu, lobus frontal dikaitkan dengan sikap impulsif dan nucleus accumbens berhubungan dengan sistem imbalan.

Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak yang makan lebih banyak, bagian otaknya yang mengatur sifat impulsif tadi lebih kuat dibanding bagian otak yang menghambat respons makan. Sebaliknya, anak-anak yang berupaya menghindari makanan, lobus parietal inferiornya lebih kuat dibanding lobus frontal.

Baca: Anak yang Senang Minuman Kaleng Sangat Berpotensi Obesitas!

“Otak pada orang yang kelebihan berat badan terkait dengan sesuatu yang membuat mereka rentan makan berlebihan. Ketika berimajinasi, anak gagal mengingat apakah mereka sudah makan terlalu banyak atau belum. Alhasil, mereka jadi terus-terusan mengonsumsi makanan. Untuk itu, para peneliti menyarankan agar anak-anak dilatih fokus sedari sekarang agar tidak obesitas,” jelas para peneliti.

Gita Laras Widyaningrum/intisari-online.com Sumber: Dailymail UK