Ini Tanda Pengikut Tren Kekinian Sudah Terjebak Gangguan Mental!

By nova.id, Kamis, 28 Januari 2016 | 06:57 WIB
Terlalu mengikuti tren bisa sebabkan kecemasan berlebih! (nova.id)

Hati-hati! Berlebihan mengikuti tren dapat mengubah kepribadian seseorang dan berujung pada gangguan kecemasan.

Perkembangan teknologi mempermudah orang mengakses informasi dari berbagai belahan dunia, termasuk mengenai hal-hal terbaru. Tren fashion, beauty, gadget, kesehatan, kuliner, marketing, entrepreneur, hiburan dan sebagainya.

Sayangnya, menurut Anggun Meylani Pohan, M. Psi. Psikolog, jika kebutuhan mengikuti tren ini berlebihan bisa menyebabkan individu menderita gangguan Obsessive Compulsive Disorder (OCD).

BACA: 5 Kesalahan Fatal Saat Ingin Terlihat Modis

“Sederhananya, individu akan didominasi oleh pikiran-pikiran (obsesi) untuk secara terus menerus melakukan hal yang ada di pikirannya, yang kemudian ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk dapat menurunkan kecemasannya,” terang Senior Consultant PT Multi Human Cendekiawan.

Apa saja gejala utama obsesi kompulsif?

- Perilaku dan pikiran yang muncul disadari sepenuhnya oleh individu. Ia juga menyadari perilakunya tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.

- Ia berusaha melawan kebiasaan dan rasa cemasnya, namun tidak berhasil.

- Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan puas/lega melainkan disebabkan untuk mengurangi rasa stres/khawatir.

- Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang secara terus-menerus.

Nah, gejala obsesi-kompulsif yang muncul pada tiap penderita berbeda-beda. “Ada yang ringan, dimana penderita menghabiskan sekitar satu jam bergelut dengan pikiran obsesif dan perilaku kompulsifnya. Tapi ada juga yang parah mengalami gangguan ini hingga mengendalikan hidupnya.”

Apakah sama sifat perfeksionis dengan obsesi kompulsif? Tentu berbeda. Menjaga kesehatan, kebersihan, serta kerapian yang berlebihan bukan berarti individu menderita obsesi-kompulsif.

“Pikiran obsesi-kompulsif bukan sekadar rasa cemas yang ekstrem tentang masalah dalam kehidupan. Obsesi dan kompulsi sudah menghambat rutinitas dan mulai mengganggu kehidupan.”

Lantas, harus bagaimana? Nah, ini kita mengikuti tren dengan bijak. Klik!