Kehebohan hamparan bunga Amaryllis di Patuk beberapa minggu lalu baru saja mereda, para pencinta selfie kembali dimanjakan dengan adanya hamparan bunga di kebun eceng gondok Bantul. Kecantikan kebun ini tersebar di media sosial dengan cepat.
Hamparan bunga berwarna ungu ini mekar di area sawah milik Karsono (48 tahun), di Dusun Karangasem, Palbapang, Bantul, DI Yogyakarta. Di sana, banyak muda-mudi datang sekadar untuk selfie.
"Eceng gondok itu tumbuh sendiri karena sawah saya memang sudah tidak produktif lagi sejak beberapa tahun lalu, air bisa masuk ke sawah tetapi aliran ke luarnya agak susah. Sehingga malah jadi tempat berkembang eceng gondok," ujar Karsono saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya, Sabtu (19/12/2015).
BACA: Miris! Kebun Bunga Amaryllis Rusak Sejak Ramai Dijadikan Tempat Selfie
Karsono mengaku kaget dengan banyaknya pengunjung yang datang tiap harinya, karena untuk warga sekitar bunga eceng gondok yang mekar merupakan pemandangan biasa tiap tahunnya.
"Saya sendiri tidak memanfaatkan eceng gondok ini, biasanya hanya diambil untuk bahan makanan untuk ayam kalkun milik tetangga," ujar Karsono.
Bagi Anda yang masih penasaran dengan hamparan cantik itu, ini dia cara menuju lokasi kebun eceng gondok Bantul. Lokasinya hanya sekitar 40 menit berkendara dari pusat kota Yogyakarta.
Dari kota Yogyakarta, Anda bisa melewati Jalan Bantul hingga sampai di perempatan yang mempertemukan Jalan Bantul - Jalan Samas - Jalan Srandakan - dan Jalan Sultan Agung. Di perempatan yang disebut perempatan Palbapang tersebut, Anda bisa berbelok ke kiri sekitar 1,5 kilometer melalui Jalan Sultan Agung.
Setelah itu Anda akan menemui perempatan kecil pertama setelah SMP Negeri 3 Bantul, silakan belok ke kanan mengikuti Jalan Menur hingga menemui hamparan sawah penuh tanaman eceng gondok di kanan jalan.
Di lokasi tersebut, akan ada beberapa pemuda yang menunjukkan lokasi parkir di jalan di sebelah selatan sawah yang penuh dengan tanaman dengan nama latin Eichornia crassipes ini.
Pemuda setempat berinisiatif untuk mengelola parkir dan membuat fasilitas pijakan berupa papan dan jembatan kecil dari bambu agar pengunjung bisa berfoto dengan lebih nyaman tanpa harus basah karena masuk ke sawah.
BACA: 7 Etika Wisata yang Wajib Dipatuhi
"Pemuda di dusun ini membuat pijakan dan mengelola parkir, jadi pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk atau semacamnya. Hanya membayar parkir Rp 2.000 untuk sepeda motor," ujar Karsono.
Selain itu, beberapa meja sederhana berisi makanan kecil dan minuman kemasan yang merupakan dagangan warga juga terlihat di area tersebut. Rata-rata setiap harinya ada sekitar 200-an orang yang berkunjung ke lokasi ini.
Sumber: Kompas Travel