Tabloidnova.com – Mengubah citra di mata publik yang telah dibangun selama sepuluh tahun lebih jelas bukanlah hal yang mudah. Dan, itu dirasakan sekali oleh Marcello Tahitoe, yang biasa dikenal sebagai penyanyi R&B pop dengan nama Ello. Saat merintis karir sebagai penyanyi, ia mengikuti saran dari perusahaan rekaman untuk menciptakan musik R&B yang sebenarnya tidak menggambarkan dirinya yang sebenarnya. Namun, walau sukses, ia merasa kegundahan yang begitu besar dalam dirinya.
“Di awal karir, saya diminta label untuk membuat musik dan mengeluarkan album R&B. Saya sama sekali tidak ada kesulitan untuk membuat musik-musik itu. Tapi, saya merasa itu sama sekali tidak mewakili jiwa dan keinginan saya. Keinginan untuk bermain musik yang saya suka dan benar-benar dari hati terus bergejolak. Bukti yang paling nyata, tahun 2006, saya sempat vakum dari dunia musik selama tiga tahun. Saya merasa ini bukan musik yang saya mau mainkan,” terang penyanyi yang lebih suka dipanggil dengan Cello ini.
Besar mendengarkan musik rock alternatif seperti Foo Fighters, penyanyi 33 tahun ini lebih nyaman bermain musik seperti itu. Bagi teman-teman semasa sekolah, ia menyebutkan jika dikenal sering bermusik bergenre rock.
“Kalau pernah dengar grup seperti Nirvana, Soundgarden, Foo Fighters, ya seperti itulah musik yang saya suka. Sesuai dengan jiwa saya. Kalau teman yang sudah kenal lama dengan saya, pasti tahunya saya biasa mainin musik rock. Sama dengan nama saya. Mereka mana kenal Ello karena dari dulu saya selalu dipanggil dengan nama Cello,” akunya.
Setelah sempat vakum tiga tahun, Marcello pun memutuskan untuk kembali bermusik tetapi kali ini ia sudah berketetapan untuk menulis lagu dengan musik yang ia suka alias genre rock alternatif. Butuh jeda empat tahun baginya untuk bisa akhirnya meluncurkan “Jalur Alternatif,” yang menampilkan komposisi lagu bergenre rock. Dan, ia mengaku tidak terlalu pusing akan kehilangan penggemar yang sudah terbiasa menikmati musik Ello di jalur R&B.
“Saya percaya rejeki Tuhan yang mengatur. Kita manusia cuma bisa ngejalanin. Saya hanya bisa membuat apa yang saya bisa buat saja. Beruntung, label yang awalnya mendikte saya bisa mengerti keinginan saya dan mendukung. Yang penting kan, kita ngejalaninnya dengan tanggung jawab. Mungkin penikmat musik rock alternatif tidak sebesar atau sekeliatan penikmat pop. Tapi, di Indonesia, masih adalah yang demen ama musik rock alternatif. Dan, bersyukur, sampai sekarang ngamen dan manggungnya masih jalan.” katanya.
Syanne