Sebuah penelitian mengungkapkan temuan yang cukup mengejutkan, sebab anak yang terlalu bersih lebih rentan terkena alergi.
Hal ini berbanding terbalik dengan kebiasaan orangtua untuk menjaga kebersihan anaknya agar tidak mudah sakit. Makanya, banyak orangtua cenderung lebih bersikap cerewet soal higienitas di sekeliling anak.
Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, Sp. A (K) dari Divisi Alergi-Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, mengungkapkan, penelitian itu dikenal dengan Hygiene Hypothesis atau Hipotesis Higiene.
"Apabila berlebihan kebersihannya, alergi akan meningkat kejadiannya. Di suatu negara, antara desa dan kota, penyakit alergi lebih banyak di kota," ujar Budi dalam acara Nutritalk Sarihusada beberapa waktu lalu pada KompasHealth.
Penelitian juga menunjukkan, angka kejadian alergi di negara maju lebih tinggi dibanding negara berkembang. Namun, angka kejadian infeksi di negara berkembang lebih tinggi.
Baca: Efek Sabun Antibakteri Bikin Balita Jadi Rentan Alergi
Budi menjelaskan, seseorang yang alergi memiliki suatu sel T helper tipe 2 lebih tinggi. Sedangkan seseorang yang terkena infeksi memiliki sel T helper tipe 1 yang lebih tinggi. Sel T helper tersebut berkaitan dengan sistem imun tubuh manusia.
"Jadi kalau anak-anak tidak bersih, sering terkena infeksi, maka sel T helper 1 tinggi. Tingginya sel T helper 1 akan menekan sel T helper 2. Jadi enggak muncul alerginya," jelas Budi.
Baca: Apa Benar, Alergi pada Anak Justru Harus "Dilawan"?
Sebuah penelitian juga pernah menemukan, anak-anak yang pada tahun pertama kelahirannya pernah terpapar bakteri rumah tangga, tinggal dengan hewan peliharaan, lebih sedikit mengalami alergi.
Budi mengatakan, alergi bisa muncul jika ada faktor keturunan dan didukung faktor lingkungan. Munculnya alergi pada anak pun bisa dicegah. Salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Dian Maharani/KompasHealth