Kaki jenjang adalah salah satu model seseorang menjadi model runway selain wajah berkarakter dan fotogenik. Mungkin ini yang tengah dirasakan oleh Paola Antonini France Costa, model perempuan berusia 21 tahun asal Brasil sebelum kecelakaan yang menimpa dirinya dan hampir merenggut nyawanya.
Akibat pengemudi yang mabuk, Paola harus merelakan kehilangan satu kaki karena luka akibat kecelakaan yang meninggalkan luka yang dapat berdampak buruk pada bagian tubuh lainnya.
Penuh perasaan sedih dan putus asa, Paola pun merelakan kaki sebelah kirinya diamputasi. Peristiwa itu sangat berat karena sebagai seorang model, dia membutuhkan kedua kakinya untuk mencapai puncak sukses.
Paola sempat merasa depresi dan kehilangan semangat hidup, tetapi dukungan keluarga dan para sahabat berhasil membangkitkan motivasinya untuk terus hidup dan meraih mimpi menjadi model sukses.
Seiring waktu, Paola pun kembali memperbaiki diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Tak sia-sia, usahanya tersebut berhasil membuatnya kembali mendapatkan banyak tawaran pemotretan sebagai model. Motivasi hidup, sukses, dan selalu menebarkan senyum bahagia membuat banyak orang terpesona dan kagum pada Paola.
Baca: Menangis Tersedu, Model Cantik Polandia Ungkap ‘Siksaan’ Berkarir di Industri Mode
Lebih kurang 600.000 pengguna Instagram menjadi follower Paola. Komentar, dukungan, dan apresiasi penggemar di media sosial tersebut merupakan penyemangat hidup yang memberikan energi positif.
Amputasi kaki sebelah kiri Paola menyebabkan dirinya harus menggunakan kaki prostetik.
Awalnya, bukan hal yang mudah untuk belajar berjalan menggunakan kaki prostetik. Namun, semangat hidup yang tinggi membuatnya terus berusaha hingga akhirnya lancar berjalan.
Paola mengatakan bahwa seusai kecelakaan, para dokter menggunakan segala cara untuk menyelamatkan kakinya. Namun, kerusakan saraf dan tulang yang remuk terlalu parah sehingga tidak ada yang bisa lakukan kecuali amputasi.
“Aku tidak pernah merasakan sakit yang luar biasa selama hidup. Aku berusaha tidak melihat kondisi kakiku, tetapi aku bisa merasakan tingkat kerusakannya yang sangat serius,” jelas Paola.
Ujian dan peristiwa yang menurut orangtua Paola adalah hari terburuk mereka itu telah lama berlalu. Kini, seluruh keluarga sangat berbahagia melihat Paola kembali aktif menjalani mimpinya semenjak kecil.
“Sekarang aku ingin membuktikan pada mereka yang mengalami amputasi. Jika aku bisa, mereka juga bisa,” pungkasnya.
Lusina/KompasFemale Sumber: Nextshark