Jika Si Buah Hati Mulai Penasaran Perihal Seks

By , Sabtu, 30 April 2016 | 03:15 WIB
Jika Si Buah Hati Mulai Penasaran Perihal Seks (Nova)

Sebagai orangtua, Anda tentu tidak bisa menutup mata dari perkembangan fisik serta psikologis anak yang semakin dewasa sesuai pertambahan usianya.

Pada akhirnya, anak akan menginjak fase dimana ia berubah menjadi remaja dan orang dewasa nantinya.

Salah satu hal yang terkait ialah perihal perkembangan masalah biologis dan seksualitas anak. Meski tabu, anak tetap harus diberikan peluang untuk memahami pentingnya pengetahuan seputar kebutuhan biologis seperti seks sejak dini. Hal ini menjadi sangat penting demi menghindari berbagai perilaku buruk yang bisa saja ditimbulkan akibat edukasi seks yang simpang siur.

Baca: Sulitnya Mengungkap Kasus Kekerasan Seks Anak

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua jika si buah hati mulai penasaran soal seks?

“Komunikasi antar ortu dengan anak remaja gayanya sudah harus diubah. Bukan lagi sebagai orangtua yang mengawasi, melainkan lebih kepada teman. Bangun pola komunikasi yang nyaman dengan anak serta yakinkan pada anak bahwa jika ada hal baru terkait apapun, bukan hanya seks, bisa ditanyakan pada Anda,” ujar Ayoe Sutomo, psikolog pada tabloidnova.com .

Baca: Aturan "Pakaian Dalam" Jauhkan Anak dari Pelecehan Seksual

Orangtua tidak perlu merasa sungkan atau takut anak akan bereaksi yang berlebihan. Komunikasi yang terbuka dan terjalin efektif dapat diciptakan lewat obrolan ringan setiap harinya soal aktivitas anak.

“Orangtua bisa mulai dengan bertanya soal mimpi basah. Tanyakan pada anak sudah melewati momen mimpi basah atau belum. Jika belum, sampaikan pada anak nanti akan mengalami yang namanya mimpi basah serta penjelasan detailnya,” tambah Ayoe.

Baca: Panduan Ketika Bicara Seks dengan Anak

Ayoe pun menyarankan sikap yang diplomatis, bijak dan tenang pada orangtua ketika anak melontarkan rasa penasarannnya seputar seks.

“Jangan meledek anak atas pertanyaannya. Jangan juga langsung melarang atau marah mendengar pertanyaan anak. Hal itu akan membuat anak mengambil jarak komunikasi dengan orangtua. Padahal komunikasi yang baik di masa remaja sangatlah penting,” tutup Ayoe.