Setelah mengumumkan perpisahan, Gwyneth Paltrow mengaku tidak pernah melihat mantan suaminya, Chris Martin, sebagai musuhnya. Demi anak-anak, Gwyneth harus menahan ego dan emosinya agar bisa terus bersahabat dengan Chris. Saat diwawancara oleh majalah Red Inggris, ia bersyukur memiliki pasangan yang bisa diajak berkompromi.
“Saya pikir saya sangat beruntung karena memiliki pasangan yang mau berkompromi dan setuju atas ide-ide di luar kebiasaan bagi pasangan yang telah berpisah. Kenyataan ini juga jadi banyak mengajarkan kami, bagaimana menjalankan semuanya dengan mulus, tenang, dan nyaman bagi kita berdua. Kita mencintai satu sama lain dengan amat sangat..."
Ia menambahkan, dirinya dan Chris pun masih saling menyayangi satu sama lain. "Kami memiliki dua orang anak yang cantik. Jadi, yang selalu ada dalam benak saya adalah bagaimana caranya kita tidak mengecewakan anak-anak dan masih bisa duduk bersama dalam setiap makan malam,” ungkap ibu dari dua orang anak itu.
BACA: Pelajaran Berharga dari Perceraian Gwyneth Paltrow dan Chris Martin
Lebih lanjut dijelaskan oleh Gwyneth jika masa sulit bersama Chris sebenarnya sudah mereka jalani selama satu tahun sebelum mereka mengumumkan perpisahan mereka.
“Hubungan kami putus setahun sebelum diumumkan ke publik. Jadi, selama setahun itu kami mengalami masa sulit, mencoba berbagai upaya agar bisa berhasil. Pada saat itulah, saya mulai memasang tombol dalam diri saya. Setiap kali emosi saya mau meledak karena marah, cemburu, atau patah hati, saya harus memencet tombol itu yang mengingatkan saya untuk segera menenangkan diri," kisahnya.
Lebih lanjut, ia mengaku harus terus ""mengunyah semua harga dirinya dan memasang pemikiran bahwa ia mencintai orang ini, Chris adalah ayah dari anak-anaknya. "Dan, bahwa Chris adalah orang yang hebat. Hal seperti itu bukanlah hal yang gampang dan saya yakin bagi Chris juga sama,” terang pemeran Pepper Potts dalam film “Iron Man” itu.
Komitmen untuk menempatkan anak-anak sebagai prioritas hidupnya membuat Gwyneth mencoba melihat mantan suaminya sebagai sosok yang lain. Hal ini sengaja ia lakukan untuk mempermudah dirinya dalam menjalin hubungan baik dengan mantan suaminya itu.
“Ketika kami berkata akan menempatkan anak-anak di urutan pertama, kami berdua benar-benar serius untuk menerapkannya dalam kehidupan kita masing-masing. Saat menempatkan anak-anak di urutan pertama, jelas tidak mungkin saya mencela atau bertengkar dengan suami di depan anak-anak, kan? Itu sebabnya saya pun memfokuskan pada semua penyebab yang membuat saya pernah mencintainya dan memperlakukan dirinya seperti kakak laki-laki saya dan anggota tetap keluarga."
Kalau ada ganjalan atau masalah yang tidak berkaitan dengan anak-anak, tambahnya, ia memilih untuk menunda konfrontasi. "Hasilnya memang tetap tidak sempurna tetapi begitulah adanya dan hasil terbaik yang kita sebagai keluarga lakukan sebaik yang kita bisa.”
Syanne Sumber: E! Online