Normalkah Jika Ayah dan Remaja Putrinya Terlalu Dekat?

By , Rabu, 11 Mei 2016 | 05:00 WIB
Normalkah Jika Hubungan Ayah dan Remaja Putrinya Terlalu Dekat? (Nova)

Sejatinya orangtua merupakan tempat berlindung bagi anak yang paling aman dan nyaman. Kasih sayang akan membuat orangtua menjaga buah hatinya dari berbagai bahaya yang akan mengancam sang anak.

Sayangnya, ada sejumlah fakta yang justru menjadikan sosok orangtua bukan sebagai pelindung, melainkan sebagai pelaku yang menyakiti anak. Contohnya, kasus kekerasan pada anak, penelantaran anak serta pelecehan dan kekerasan seksual pada anak. Ini merupakan bukti yang banyak terjadi sekarang ini. mirisnya, pelakunya ialah orangtuanya sendiri.

Berkaca dari hal tersebut, tabloidnova.com mencoba bertanya pada psikolog seputar bagaimana hubungan kedekatan ayah dan remaja putrinya yang disebut normal? Sebab, masalah ini terkait dengan edukasi seksual sejak dini pada anak. Yang mana mencakup batasan siapa saja yang boleh dekat dengan anak dalam artian harafiah.

Anggaplah contohnya seperti hubungan remaja putri yang berusia 12 hingga 16 tahun dengan ayah kandungnya sendiri. Dalam beberapa kasus kerap ditemukan bahwa remaja putri di usianya cenderung lebih bisa dekat dengan ayahnya ketimbang ibunya sendiri. Pada masa pertumbuhan tersebut, remaja putri sering menganggap sosok ayah lebih mudah diajak berkompromi dan bersahabat. Ini yang menyebabkan sebagian remaja putri juga lebih suka pergi bersama dengan sang ayah.

Baca: Lakukan 7 Cara Pendidikan Seks untuk Anak Balita Ini Sebelum Terlambat

Bagaimana hubungan kedekatan yang normal antara ayah dan remaja putrinya menurut psikolog?

“Sebaiknya kedekatannya lebih kepada kedekatan emosi yang mungkin merujuk pada bimbingan pendidikan, mulai belajar dewasa menghadapi hidup, berbagi pengalaman positif yang mendidik dan sebagainya. Disarankan kalau kegiatan fisik yang berolahraga bersama seperti berenang atau menginap bersama saat berlibur dilakukan bersama dengan ibu atau saudara kandung lainnya,” terang Ayoe Sutomo, psikolog, saat dihubungi oleh tabloidnova.com soal normalkah jika ayah dan remaja putrinya terlalu dekat?

Lalu, tindakan preventif apa yang mungkin diperlukan oleh orangtua atau khususnya para ibu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan?

Baca: Jika Si Buah Hati Mulai Penasaran Perihal Seks

“Diluar soal akidah atau akhlak, sebenarnya ibu dan ayah mempunyai peranan. Ketika anak perempuan mulai menginjak masa remaja, maka ibu perlu menyampaikan jika anak sudah mulai dewasa. Anak sudah menarik secara fisik, oleh karenanya ibu bisa menyampaikan jika anak harus menjaga aurat dan tingkah lakunya,” tambah Ayoe.

Selain itu, menurut Ayoe, ibu juga harus mengajarkan anak bagaimana bersikap dan memilih teman atau membaca situasi dan pencegahannya untuk hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

“Ibu harus menjadi sahabat atau kaka terbaik bagi anak untuk berkonsultasi tentang fisik dan perubahan psikologis anak,” ujar Ayoe.

Baca: Tips Bijak Dampingi Remaja yang Sedang Mencari Jati Diri

Sementara, ayah lebih berperan dalam membangun nilai-nilai anak perempuan tentang figur lelaki atau lawan jenisnya. Anak juga harus belajar mengambil keputusan dan bertindak postif serta berpikir logis.

“Ayah juga harus memperingati anak soal bagaimana berperilaku yang tidak membuat lawan jenis justru berpikiran negatif pada anak lewat contoh-contoh kasus yang sudah terjadi. Dampingi anak dengan baik tanpa membuatnya merasa dikekang atau dibatasi secara berlebihan,” tutup Ayoe.