3 Hal Penting Sebelum Mengirim Anak Sekolah ke Luar Negeri

By nova.id, Jumat, 20 Mei 2016 | 05:15 WIB
3 Hal Penting Sebelum Mengirim Anak Sekolah ke Luar Negeri (nova.id)

Masih banyak orangtua yang lebih memercayakan kualitas pendidikan yang terbaik untuk anaknya di luar negeri. Meski sudah banyak sekolah dan universitas di Indonesia yang memiliki standar internasional, namun hal tersebut sah-sah saja dilakukan, kok.

Selain menyiapkan biaya pendidikan yang tidak murah tentunya, masih ada 3 hal penting yang perlu dilakukan sebelum mengirim anak sekolah ke luar negeri.

Pasalnya, uang saku berlimpah saja tidak cukup untuk membuat anak terbiasa hidup di negeri orang sendirian. Dengan kata lain, dibutuhkan persiapan sebelum menyekolahkan anak ke luar negeri.

Kurangnya persiapan mental anak sejak dini adalah kekeliruan yang paling sering dilakukan orang tua yang menginginkan anaknya kuliah di luar negeri. Anda tidak mau, kan, harapan agar anak meraih predikat terbaik saat kelulusan berujung menjadi kegagalan dengan hasil yang percuma?

Baca: Terus Didampingi Pengasuh, Benarkah Anak Jadi Tidak Bisa Mandiri?

Demikian seperti yang dikatakan oleh Novita Tandry, psikolog pendidikan anak sekaligus penulis buku 365 Days of Happy Parenting.

Sebelum menyekolahkan anak ke luar negeri, anak harus sudah siap dari segala aspek tumbuh kembangnya. Artinya, secara mental, fisik, emosional, bahasa dan spritiual anak sudah harus siap. Soalnya ancaman di luar negeri terlalu terbuka. Seperti pergaulan bebas dan narkoba merupakan ancaman yang mengerikan,” ujarnya.

Menurutnya lagi, persiapan terpenting sebelum mengirim anak kuliah ke luar negeri adalah kematangan anak tersebut.

Baca: Begini Konsep Melatih Anak Mandiri Menurut Psikolog

Lalu, apa saja 3 hal penting sebelum mengirim anak sekolah ke luar negeri?

Pertama, kematangan usia, anak harus matang dari segi usia biologis maupun mentalnya. Ada anak yang sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) misalnya, hanya untuk bangun pagi dan mengurus dirinya sendiri saja masih susah.

Kedua, aspek kematangan anak untuk menghargai kehidupan. Novita mengisahkan mengenai teman anaknya yang sama-sama kuliah di luar negeri. Selama bertahun-tahun kuliah di luar negeri, si anak ini hanya mengenakan baju sekali pakai saja. Setelah dipakai, lalu dibuang. Padahal ia memiliki mesin cuci sendiri.

Baca: Cara Melatih Anak Mandiri Sejak Dini Sesuai Usia

Hal ini, kata Novita, menunjukkan si anak tidak pernah belajar menghargai proses hidup. Bahwa menghasilkan uang untuk membeli pakaian bukanlah hal yang mudah. Bahkan mungkin ia tidak pernah berpikir, bahwa ada orang di luar sana yang kesulitan untuk memiliki pakaian. Karena itu sangatlah penting untuk mengajari anak untuk menghargai nilai-nilai hidup ini sejak ia masih kecil.

Ketiga, anak wajib diajari practical life sejak dini. Sebaiknya anak diajari keterampilan-keterampilan sederhana untuk menolong dirinya sejak kecil. Di usia dua tahun misalnya, anak sudah diajari untuk memakai sepatu sendiri, mengembalikan mainan ke tempatnya, makan dan minum sendiri, dll. Anak-anak sebaiknya dibiasakan untuk menolong dirinya sendiri akan mempermudah dirinya kelak saat ia hidup sendiri. Keterampilan sederhana tadi juga akan mengajari si anak untuk menghargai proses. Termasuk dalam proses belajarnya di luar negeri kelak.

Tika Anggreni Purba/intisari-online.com