Astaga! Seorang Balita Disiksa dan Dipaksa Makan Kotoran oleh Mantan Pacar Ibunya

By nova.id, Kamis, 26 Mei 2016 | 09:30 WIB
Wulan Triastuti menunjukkan luka yang diderita anaknya (nova.id)

Tabloidnova.com - Balita berinisial F (5) menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh mantan pacar ibunya sendiri. Ironisnya, meski sudah dilaporkan sejak beberapa pekan lalu, kasus ini masih menggantung.

Berdasarkan informasi Tribun Jogja, peristiwa itu terjadi sekitar akhir April lalu. Saat itu, ibu kandung F, Wulan Triastuti (32), warga Dusun Kwaren, Desa Kwaren, Ngawen, tinggal bersama anaknya di sebuah rumah indekos di Morangan, Karanganom, Klaten Utara.

Rumah indekos tersebut sengaja disewa oleh mantan pacar Wulan, Pranoto (35), warga Dusun Kemit, Desa Pepe, Ngawen. Saat tinggal di kamar sewa tersebut, Pranoto meminta F untuk tinggal di rumahnya dengan alasan agar lebih dekat dan menurut dengannya.

Wulan pun mengizinkan, hingga pada awal Mei, ia diminta Pranoto untuk mengasuh F lantaran ditinggal ke luar kota. Namun, saat akan memandikan buah hatinya, Wulan terkejut lantaran mendapati tubuh anaknya penuh dengan luka dan lebam.

Saat ditanya, F menjawab telah mendapatkan pukulan dan gigitan di beberapa bagian tubuhnya.

Tidak hanya itu, F mengaku juga disulut dengan korek api di kepala bagian samping dan telapak kakinya.

“Saat mau mandikan, badannya biru-biru. Ada lecet juga seperti di bawah bibir dan jari tangan, katanya digigit,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/5/2016).

Baca juga: Duh, Gadis Cilik Ini Dianiaya Ibu Kandungnya Gara-gara Uang

Kecurigaan Wulan berlanjut. F mengaku sudah mendapatkan perlakuan kasar selama tinggal bersama Pranoto. Bahkan, saat ditemui, bocah itu terlihat diam dan ketakutan.

“Lebih banyak diam, bicaranya juga bergetar, seperti ketakutan. Padahal, biasanya periang,” ungkapnya.

Saat ditanya lebih jauh, F mengaku sering mendapat perlakuan kasar dari Pranoto. Pipi kanan memar karena ditampar, rambut dan telapak kaki disundut dengan korek api, telinga dan bibir digigit, kelopak mata dikucek, dan cekikan di pangkal leher.

Tak hanya itu, F bahkan mendapat perlakuan tak manusiawi dengan disuruh memakan kotorannya sendiri dan meminum urine.

“Katanya pas mau minta makan hanya dikasih sambel sampai perutnya sakit dan buang air besar. Karena buang air besar di celana, kemudian kotorannya itu disuruh makan lagi. Dia juga mengaku disuruh minum urine Pranoto yang ditaruh di botol, anak saya muntah-muntah. Kalau menangis tangan dan mulut diplester,” beber Wulan sembari menangis tak kuasa menahan kesedihan.

Angga Purnama / Tribun Jogja