Sulit rasanya menggambarkan betapa besar kekaguman pada sosok perancang busana kenamaan sekaligus kebanggaan Indonesia, Biyan Wanaatmadja.
Biyan seakan menjadi standar sebuah pencipta busana tanah air yang tidak hanya detail dalam menciptakan setiap potong pakaian, namun juga ikon desainer yang mampu membuat busana nampak begitu berkelas, mewah, elegan, dalam caranya yang sederhana dan tidak berlebihan.
Ini yang acapkali membuat para jurnalis mode pun kesusahan dalam menemukan celah untuk mengupas setiap karya busana dari tangan dingin seorang Biyan. Sebab, Biyan hampir selalu menyuguhkan busana nyaris sempurna yang tentunya memesona mata sekaligus membuat si pemakainya terlihat lebih cantik dan percaya diri.
Selalu ada filosofi yang mengaitkan setiap karya busana Biyan dengan inspirasi koleksinya. Dan, Biyan pun selalu berhasil membuatnya menjadi satu presentasi koleksi yang pastinya sayang untuk dilewatkan. Seperti halnya Benang Merah tanda 34 tahun Biyan Berkarya.
Baca: Interpretasi Busana Peranakan ala Lima Desainer Indonesia
Benang Merah ialah tajuk yang ia pilih untuk mewakili 34 tahun berkarya Biyan Wanaatmadja. Sebanyak 102 koleksi peragaan busana ‘Benang Merah’ Biyan Wanaatmadja hadir sebagai penanda 34 tahun kiprahnya di dunia mode yang digelar di Segarra Ballroom, Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (1/6).
Busana apik berdetail beadwork dan jewelry rancangan Biyan untuk Benang Merah, ternyara bersumber dari inspirasi akan akumulasi sejarah, influens media, bentuk, warna, tekstur, suara yang terekam oleh indra pengalaman pribadinya, serta mengambil kembali ilham dari arsip koleksi terdahulu.
Biyan Spring/Summer 2017 Women’s Wear Collection menghadirkan banyak pilihan warna seperti shades of red, coral, indigo blue, fresh mint, olive, off white, beige, gold, silver dan hitam.
Baca: Modena Hadirkan Kompor Tanam Rancangan Biyan
Biyan pun menggarap inspirasi kain Chintz yang berasal dari Gujarat/India. Yang kemudian ia padukan bersama bahan mewah seperti lame jacquard, beraneka tesktur lace, beberapa penggunaan bahan yang lebih basic seperti linen dan denim.
Spirit deskontruktif dengan menggunakan raw edges Biyan tampilkan dalam peragaan busannya kali ini. Selain itu, Biyan juga menawarkan gaya patchwork yang terinspirasi dari embroidery archieve sample terdahulu yang juga dipadu dari aneka motif cetak atau print sekaligus metal emboss, handcrafted brass, mineral stones, carved bones, glass and crystal beads, swarovski, freswater pearl, lace, ribbon.
Selamat 34 tahun berkarya Biyan Wanaatmadja!
Foto-foto: Agus Dwianto/NOVA