Widi Mulia atau yang lebih dikenal dengan Widi B3 kompak dengan suaminya, Dwi Sasono dalam mengajarkan puasa kepada ketiga buah hati mereka, Dru Prawiro Sasono (7), Widuri Putri Sasono (5), dan Den Bagus Satrio Sasono (1). Memang, baru si sulung Dru yang sudah mampu menjalani puasa secara penuh, sementara adiknya Widuri masih pada tahap ikut-ikutan.
Kendati demikian, Widi dan Dwi sudah mengajarkan makna puasa pada mereka. Kepada Dru, mereka memberi pemahaman bahwa dengan berpuasa serta merasakan lapar dan haus, mereka menjadi bisa lebih menghargai makanan dan minuman.
“Pada saat puasa, Dru jadi lebih senang karena memang dia enggak doyan makan. Nah, mungkin itu sebabnya dia nunggu-nunggu dan bertanya, kapan puasa? Saya jawab, Sebentar lagi bulan puasa, lo, Dru. Dia malah senang. Hehehe. Saya beri pengertian kalau puasa mengajarkan kita untuk menahan lapar dan haus. Artinya, kalau saat sahur makannya sedikit, maka pada tengah hari sudah merasa kelaparan, namun mesti menahan diri,” cerita Widi sambil tertawa bahagia.
Awalnya, Widi mengaku sempat kesulitan mengenalkan puasa pada anak-anaknya. “Dru bilang, kalau enggak makan, akan mati dong. Lalu aku beri pengertian dengan berpuasa, akan ada waktu buat makan dan minum, sehingga tidak bakal mati. Sebaliknya, akan membuat Dru lebih sehat badannya dan batinnya. Puasa juga mengajari Dru supaya mengerti orang lapar itu seperti apa. Selain berpuasa membuat Dru memahami dan patuh terhadap rukun Islam. Pengertian yang seperti itu diceritakan berulang-ulang. Kayaknya tahun ini pun akan mengulangi kalimat itu juga,” jelas Widi tersenyum.
Memahami godaan Sejurus dengan pertambahan usia Dru, Widi sudah memperhitungkan dampak dari perkembangan psikologis Dru, yang bisa membuat godaan pun semakin kompleks pula. Misalnya, jajan itu lebih enak, makan siang lebih enak dibandingkan makan saat buka puasa.
“Semua godaan tadi harus saya antisipasi dengan iming-iming. Caranya, aku cari tahu dulu apa yang paling dia mau. Saking mau, maka dia akan lakukan apapun, termasuk puasa demi memperoleh keinginannya itu. Iming-iming lainnya, makanan apa yang dia inginkan saat berbuka, supaya nikmatnya terasa beda,” ujar perempuan kelahiran Jakarta ini. “Aku juga ingatkan Si Polan temannya juga puasa lo. Kalau mereka kuat, mestinya Dru juga bisa,” tambah Widi.
Sudah menjadi kebiasaan dalam keluarganya juga untuk menentukan menu makanan yang bakal dinikmati saat berbuka puasa dan sahur. Widi sengaja memilih makanan favorit anak-anak yang membuat nafsu makan mereka menjadi lebih. “Saat sahur, kan, bukan waktunya makan dan masih ngantuk juga. Namun dengan melihat makanan favoritnya tersaji di meja, mereka akan lebih segar dan semangat,” kata Widi.
ION saat sahur akan jaga harimu Saat disekolah godaan untuk anak-anak batal puasa juga banyak, mulai dari haus, mengantuk, lemas, mual bahkan pusing. Nah, tanpa kita sadari itu semua ternyata efek dari dehidrasi. Karena itu saat sahur penting untuk selalu memerhatikan hidrasi.
“Aku mengajarkan ke anak-anak tentang pentingnya menjaga cairan tubuh dari mulai sahur. Makanya aku selalu sedia Pocari Sweat. Ibarat kaktus yang dapat menjaga cairan dalam tubuhnya dalam waktu lama, ION dalam Pocari Sweat dapat mengikat cairan agar bisa tahan lebih lama jadi ngga gampang haus dan mencegah dehidrasi. Kebetulan anak-anak juga suka Pocari Sweat, jadi aku ga kesulitan deh,” saran Widi.
Menurutnya lagi, sahur dengan pola makan yang benar, akan membuat puasa lebih lancar sehingga aktivitas seluruh keluarganya selama puasa tetap berjalan lancar seperti biasanya.
“Kalau puasa anak-anak lancar bisa full sampe buka, mereka sangat senang, aku sebagai ibu juga bangga melihatnya. Sebagai orang tua, saya dan mas Dwi juga harus bisa memberikan contoh berpuasa yang baik ke anak-anak. Dengan minum Pocari Sweat saat sahur, cairan tubuh kamipun lebih terjaga sehingga puasa berjalan lancar dan Insya Allah bisa menjadi teladan untuk anak-anak.” tutup Widi.