Kisah Pilu Bayezid, Bocah 4 Tahun yang Fisiknya Seperti Kakek 80 Tahun

By Ade Ryani HMK, Selasa, 9 Agustus 2016 | 09:45 WIB
Bayezid Hossain, balita 4 tahun yang fisiknya menua hingga tampak seperti kakek 80 tahun (Ade Ryani HMK)

Setiap orangtua tentu berharap anaknya lahir ke dunia dalam keadaan normal tanpa kurang suatu apapun. Namun, ada kalanya harapan itu pupus lantaran si bayi mengalami gangguan medis tertentu.

Seperti yang dialami pasangan suami-istri Tripti Khatun (18) dan Lovelu Hossain (22) yang tinggal di Magura, Bangladesh. Di usianya yang baru menginjak 4 tahun, anak laki-laki mereka, Bayezid Hossain tampak seperti terperangkap dalam tubuh kakek berusia 80 tahun.

Sejak lahir, Bayezid menua 8 kali lebih cepat dari kondisi normal. Penuaan dini itu tampak begitu jelas pada fisiknya. Kulitnya kendur dan keriput, giginya keropos, matanya cekung dengan wajah yang bengkak. Yang lebih kasihan, ia juga kesulitan buang air besar dan kerap mengalami nyeri sendi.

Tentu saja semua kondisi ini tak pernah terbayangkan di benak Tripti sebagai calon ibu. Dilansir dari laman Mirror, ketika melahirkan Tripti yang masih berusia 14 tahun mengaku terkejut sekaligus ketakutan melihat fisik putranya. Ia menyebutnya alien lantaran tubuh Bayezid seperti tulang berbalut kulit dan amat kurus.

Tak pelak, kabar kelahiran Bayezid dengan kondisi tak biasa itu mengundang warga berdatangan ke rumah Tripti dan Lovelu karena penasaran. Pasangan suami-istri ini sebenarnya masih memiliki ikatan keluarga dekat yaitu sepupu. Dan pernikahan dengan anggota keluarga dekat seperti itu hal yang umum terjadi di Bangladesh.

Namun, kondisi Bayezid tak menyurutkan cinta kasih keduanya sebagai orangtua yang tetap merawat dan membesarkan anaknya. Lambat laun mereka menerima kondisi abnormal Bayezid yang susunan giginya telah lengkap ketika berusia 3 bulan, tapi di sisi lain ia baru bisa berjalan di usia 3 tahun.

Setelah berobat ke banyak tempat, orangtua Bayezid mendapat jawaban alasan dibalik kondisi fisik putra mereka. Menurut para ahli, Bayezid diyakini terkena progeria. Ini adalah penyakit langka yang membuat fisik anak-anak berubah seperti orang usia lanjut. Penyakit langka ini diperkirakan hanya ada 74 kasus di seluruh dunia.

Tapi, tak hanya itu, bocah malang ini juga didiagnosis memiliki penyakit cutis laxa, yaitu masalah pada jaringan ikat sehingga kulitnya sangat kendur dan menggantung. Karena kondisi fisiknya itu, Bayezid tak bisa bersekolah karena banyak anak-anak takut melihat atau berdekatan dengannya.

Meski tak bersekolah, Bayezid tetap selayaknya bocah yang senang bermain. Entah itu dengan bola kesayangannya atau melukis. Bahkan, Tripti yang awalnya tak tahan dan sangat bersedih bisa mengakui Bayezid anak yang cerdas. Ia juga paham kondisi fisiknya yang berbeda dibanding teman-temannya yang lain. Sehari-hari Bayezid mampu berbicara normal. Sayangnya, para tetangga di desa Magura tempatnya tinggal memilih tak mau berinteraksi dengan Bayezid.

Soal apa yang dialami Bayezid, dokter setempat pun mengaku progeria belum ada obatnya. Pasien progeria umumnya hanya bisa bertahan hidup sampai usia 13 tahun karena terkena penyakit jantung.

Namun, kasih orangtua memang tak berbatas. Atas kondisi buah hati mereka, meski Lovelu hanya bekerja sebagai buruh dengan upah Rp750 ribu sebulan, ia dan istrinya mengaku tak henti mengobati Bayezid. Sejauh ini, mereka telah menghabiskan 4.000 euro atau sekitar Rp58 juta demi pengobatan putra tercintanya itu.