TABLOIDNOVA.COM - Air mata Elma Theana mendadak tumpah ketika ia membicarakan anaknya, Isya Adinda Kalia. Layaknya perasaan seorang ibu, kini Elma merasa menyesal atas apa yang pernah dilakukannya kepada Isya, selama ia berada di Padepokan Brajamusti.
"Kalau ngomongin anak, sedih banget," kata Elma berusaha mengusap air matanya. "Isya sudah gede, dulu gitu, untungnya anak saya masih kecil dia enggak terlalu komplain. Saya baru sekarang menyesalnya. Berasa anak bagian terpenting. Alhamdulillah sekarang sudah hidup enak, tenang," tambah Elma.
BACA: Elma Theana: Saya Kena Pelet
Diceritakan Elma, saat Isya masih berumur 3 tahun, ia tak begitu mengurus buah hatinya. Baginya, yang paling utama dalam hidupnya saat itu adalah Gatot Brajamusti. Saat itu, Elma yang jarang pulang ke rumahnya, hanya memberi uang seadanya kepada pengasuh Isya. Elma sendiri memilih untuk menetap di padepokan.
"Saya ninggalin anak saya saat umur 3 tahun. Saya sampai lupa, kalau ingat zaman dulu saya tega banget. Pulang seminggu sekali cuma kasih uang. Anak saya ulang tahun, saya cuma kasih uang tapi enggak hadir. Saya lebih mentingin di sana, saya sudah terbius. Kita belajar dari pengalaman. Akhirnya Saya sekarang peduli sama anak saya," kata Elma.
BACA: Cerita Elma Theana yang Sempat Ingin Ajak Reza Artamevia Kabur dari Padepokan Brajamusti
"Dulu sekedar telepon, Isya lagi apa? Sudah makan belum? Isya paling tanya Bunda kapan pulang. Cuma ditelepon. Pulang tuh rasanya berat banget," kenang Elma.
Untungnya, masih dikatakan Elma, anaknya kini tumbuh menjadi anak yang mandiri. Kemandirian Isya itu tak lain karena sikap acuh yang diperlihatkan Elma, ketika Isya masih kecil. "Alhamdulillah anak saya mandiri. Dia enggak nyusahin saya. Dia benar-benar mandiri. Saya kasih uang bulanan dia punya usaha sendiri," kata Elma.
Novrina/Tabloidnova.com