Patrick Dempsey Batalkan Perceraiannya Dengan Sang Istri

By nova.id, Sabtu, 17 September 2016 | 05:00 WIB
Patrick Dempsey (nova.id)

Tabloidnova.com - Patrick Dempsey ternyata termasuk selebriti Hollywood yang menempatkan keutuhan pernikahan di urutan pertama. Januari 2015, istri Patrick, Jillian Dempsey, mengajukan permohonan cerai kepada pengadilan setelah 15 tahun menikah. Hal ini ternyata membuat kehidupan pribadinya terguncang. Itu sebabnya ia pun memutuskan untuk keluar dari serial “Grey’s Anatomy” di bulan April untuk, selain mencoba merintis karir di film layar lebar, memfokuskan diri untuk mencoba menyatukan keluarganya sekali lagi.

Di tengah kesibukannya syuting film “Bridget Jones’s Baby” bersama dengan Colin Firth dan Renée Zellweger di London, ia pun berusaha memperbaiki hubungannya dengan Jillian. Walau tahu jika sang istri telah mengajukan permohonan cerai, ia ternyata tidak pernah berhenti berharap jika ia dan istrinya bisa berbaikan lagi.

“Pernikahan kami bukanlah sesuatu yang saya relakan untuk berakhir. Saya merasa selama ini kita semua sudah bekerja keras dan selalu berkeinginan untuk bisa terus bersama dalam pernikahan ini. Mengetahui jika pernikahan saya akan berakhir adalah sesuatu yang mengerikan. Itu membuat hati saya galau karena keluarga akan tercerai berai. Saya merasa ada bagian besar dalam hidup saya yang akan berakhir,” ujar Patrick yang memang juga seorang ayah dari tiga orang anak dari pernikahannya bersama Jillian.

Keduanya pun sepakat untuk menjalankan sesi konselling agar pernikahan mereka bisa akur kembali.

“Konseling itu sangatlah penting karena memberi kesempatan bagi kita berdua permulaan baru lagi. Kita memutuskan untuk menyelesaikan semua uneg-uneg kita sebagai pribadi ataupun sebagai pasangan. Kita juga coba untuk memperbaiki. Sekarang ini, pernikahan kita terasa lebih sehat dari yang sebelumnya, karena kita saling sadar akan kebutuhan individual masing-masing. Kita juga ingin jadi panutan bagi anak-anak kami. Itu sebabnya jika ada perbedaan, kita usahakan untuk dapatkan jalan keluarnya,” ungkap Patrick.

Satu hal yang ia rasa penting adalah kerelaan untuk masing-masing pihak melakukan pengorbanan.

“Saya selalu mempertanyakan soal pengorbanan sehingga sering membuat saya frustasi dan membuat saya menjadi tidak berpengalaman dalam menghadapi masalah yang lebih pelik. Akhirnya, saya pun belajar untuk lebih fokus dan mencari tahu apa yang benar-benar saya inginkan. Saya juga belajar memprioritasi dan kesatuan kita sebagai pasangan adalah prioritas utama. Kita pun mengalami masa transisi dan benar-benar waktu introspeksi diri.” ucapnya.

Syanne