5 Kesalahan Mendidik Perilaku Anak yang Bandel

By nova.id, Rabu, 21 September 2016 | 05:00 WIB
5 Kesalahan Mendidik Perilaku Anak yang Bandel (nova.id)

Kelompok usia anak begitu dekat dengan predikat ‘nakal’ atau ‘tidak bisa dibilang’. Sikap anak yang terlalu aktif, tidak bisa diberi tahu, ekspresif dan selalu penasaran memang acapkali membuat sebagian orangtua merasa kerepotan dan kesal. Belum lagi, jika Si Kecil sudah berperilaku yang keterlaluan dan mempermalukan.

Memang harus diakui, kadar kenakalan seorang anak tergantung kapasitas masing-masing orangtua. Namun yang pasti, perbuatan anak di kelompok usia 10 tahun yang dikategorikan bandel ialah yang merugikan sekitarnya.

Sayangnya, masih banyak orangtua yang menganggap hukuman dengan melakukan kontak fisik seperti memukul atau berteriak kencang adalah cara yang tepat. Padahal tindakan tersebut justru keliru diterapkan.

Seperti yang dikemukakan dalam sebuah artikel yang dilansir oleh Goodhouse Keeping tentang 5 kesalahan mendidik perilaku anak yang bandel dalam mengubah sikap si buah hati.

Baca: Jangan Dimarahi, Ini Pola Asuh Anak Pembangkang yang Benar Menurut Pakar

Menunjukkan respon secara langsung  “Kesalahan terumum yang dilakukan orangtua adalah merespon kebiasaan buruk anak, karena (bagi anak) perhatian negatif jauh lebih baik daripada tidak sama sekali,” tutur Ed Christophersen, PhD, psikolog anak dari Kansas.

Ketika anak uring-uringan di toko mainan, diam dan bersikaplah tenang tanpa memedulikannya. Kemungkinan besar dia akan menyadari bahwa taktiknya tidak berhasil dan anak akan kembali tenang.

Baca: Orangtua, Begini Cara Mengasuh dan Mendidik Anak Generasi Alfa

Pesimis dan lalu bersikap acuh Jangan marah ketika anak menggerutu karena suatu masalah. Sebagai gantinya, ajak anak untuk berpikir menyelesaikannya.

Robin H-C, pakar keluarga dan penulis Thinking Your Way Happy, mengatakan, bagaimana pun Anda melabeli anak, usahakan bahwa itu adalah sesuatu yang positif sehingga dia memiliki suatu tujuan.

Tidak menjadi contoh yang baik Anak-anak tumbuh melihat punggung orangtua. Oleh karena itu, hindari marah pada anak dan jadilah contoh untuk mengoreksi kebiasaan buruk anak.

“Jika anak Anda suka mengeluh dan mengomel, Anda harus menjadi contoh bagi mereka,” ucap Jayne Bellando, PhD, seorang psikolog anak dari Arkansas Children’s Hospital.

Baca: Perbedaan Gaya Mendidik Anak ala Orang Barat dan Timur, Sudah Tahu?

Tidak membiasakan diri mengakui perasaan anak ketika dia melakukan perbuatan nakal “Ada alasan mengapa anak Anda uring-uringan,” ungkap Gary M. Unruh, penulis Unleashing the Power of Parental Love.

Mungkin ketika Anda kecil, kemarahan orangtua bisa membuat anak diam dan langsung berhenti. Namun, hal ini tidak bisa diterapkan pada anak Anda. Sebab, hal ini hanya mengajarkan mereka rasa takut dan bukan penjelasan dari kebiasaan buruk mereka. Unruh mengatakan, ketika Anda menjelaskan pada anak bahwa apa yang mereka perbuat salah, anak akan mengerti dan merespon positif.

Oleh karena itu, Anda harus menunjuk pada perasaan yang membuat mereka melakukan hal tersebut dan memberi hukuman yang pantas dan adil.

Baca: Ayah Ibu Tak Kompak Mengasuh, Anak Bisa Rapuh

Tidak menerapkan peraturan yang konsisten Anak-anak akan bersikap lebih baik bila mereka tahu hukuman yang menanti.

“Anda harus konsisten, buat ekspektasi mudah dipahami, dan hindari ikut marah,” ujar Bertie Bregman, MD, ketua pengobatan keluarga di New York Presbyterian Hospital.

Shierine Wangsa Wibawa/KompasFemale Sumber: Goodhouse Keeping