Keseringan Makan Siang di Luar Ruangan Bikin Kulit Wajah Rusak?

By , Rabu, 21 September 2016 | 08:00 WIB
Keseringan Makan Siang di Luar Ruangan Bikin Kulit Wajah Rusak? (Nova)

Bagi Anda yang sehari-harinya disibukkan dengan aktivitas di kantor pasti sangat menyukai waktu makan siang. Selain saatnya beristirahat sejenak, waktu makan siang juga kerap dimanfaatkan sebagai momen yang pas untuk bercengkrama dengan rekan di kantor sembari bersantai.

Umumnya, jam makan siang juga dipergunakan untuk mencicipi berbagai jenis makanan yang ada di luar kantor agar selera lidah tidak terlalu membosankan. Namun, sayangnya keseringan makan di luar ruangan bikin kulit wajah jadi rusak. Setidaknya ini yang disimpulkan dari penjelasan dr. Eddy Karta, SpKK., saat acara Pond’s White Baru di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Selasa (20/9) kemarin.

“Bahaya kerusakan kulit bisa datang dari faktor internal dan eksternal. Selain gaya hidup, hormonal, pola makan dan lain sebagainya, ternyata efek sinar matahari dan polusi yang semakin parah berdampak besar merusak kulit Anda,” ujar dr. Eddy.

Baca: Sayang Sekali, Mayoritas Masyarakat Tak Peduli Bahaya Sinar Ultraviolet

Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan Fiona Anjani Foebe selaku Head of Face Care PT. Unilever Indonesia tentang pentingnya pemakaian tabir surya dan kebiasaan makan siang di luar ruangan.

“Mungkin kalau yang hanya makan siang sebentar masuk keluar mobil terus lobi mal tidak terlalu buruk, ya, efeknya. Tapi bagi yang suka sekali keluar ruangan dan beraktivitas pas jam 12 saat matahari tepat di atas kepala tentu bisa merusak kulit,” tambah Fiona.

Baca: Manakah yang Lebih Bahaya, Sinar UVA atau UVB?

Pernyataan Fiona tadi didukung oleh temuan para ilmuwan mengenai jumlah rata-rata sinar UV yang sampai di permukaan bumi telah bertambah secara drastis dalam kurun waktu 30 tahun terakhir akibat berkurangnya lapisan ozon di atmosfer.

Baca: Mengapa Perempuan Indonesia Harus Melindungi Kulit dari Sinar Matahari?

Akibatnya, ancaman sinar UV ada dimana-mana. Tempat teduh tidak sepenuhnya membantu, dikarenakan permukaan aspal merefleksikan hingga 45% dari sinar UV yang berbahaya. Bahkan di dalam ruangan, kulit kita berada di dalam ancaman dari sinar UV yang mudah menyerap yang dapat menembus kaca.

Baca: Saran Pakar Soal Standar Kadar SPF untuk Proteksi Sinar UVB

“Berdasarkan penelitian para ahli, wajah kita dapat terpapar sekitar 1.2 juta partikel setiap hari. Partikel-partikel ini sekitar 200 kali lebih kecil daripada pori-pori, dan dapat masuk serta menetap ke dalam kulit hingga menimbulkan bekas 20% lebih banyak,” tutup dr. Eddy.