Jangan menganggap sepele momen bermain atau jenis permainan positif yang disukai oleh si buah hati. Karena ternyata life skills anak bisa terasah lewat permainan atau mainan. Mengapa? Sebab dunia anak adalah dunia bermain dan mereka harus memiliki masa-masa tersebut. Demikian seperti yang diutarakan oleh psikolog dari Ukrida, Pinkan M. Indira Koraag-Bolang, M.Psi.,.
“Permainan adalah aktivitas yang melibatkan kesenangan, kegembiraan, dan rekreatif. Semua aktivitas yang dapat melatih life skills, dan ada unsur kegembiraan di dalam aktivitas itu, maka bisa disebut sebagai permainan,” ujar Pinkan pada tabloidnova.com .
Dunia anak adalah dunia bermain dan melalui bermain anak belajar. Jadi, life skills bisa diasah lewat permainan atau mainan. “Selain dengan permainan, ada hal lain yang bisa dilakukan untuk mengasah life skills. Ruang kesempatan yang diberikan orangtua, arahan dan umpan balik dari orangtua, konsistensi orangtua dalam mengajarkan, serta teladan dari orangtua.”
Baca: 5 Langkah Sederhana Deteksi Kecerdasan Anak
Misalnya, untuk mengembangkan kreativitas sebagai salah satu life skills di ranah kognitif, anak usia batita sudah dapat diajak untuk bermain dengan playdough, balok-balok berbagai bentuk dan warna, puzzle, dan permainan sejenis.
Untuk mengembangkan self awareness, anak di usia balita, dapat diajak membaca cerita atau bermain boneka, yang melibatkan jenis-jenis emosi seperti senang, sedih, marah, terkejut, di dalam cerita atau boneka tersebut. “Mendongengkan cerita dimana ada tokoh-tokoh yang mengalami berbagai emosi karena peristiwa yang terjadi, dapat menjadi sarana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi anak.”
Sedangkan untuk keterampilan self-management, aktivitas sehari-sehari seperti mandi untuk kebersihan tubuh, sikat gigi, dapat dibuat menjadi aktivitas menyenangkan. “Sekaligus kesempatan berinteraksi antara orangtua dan anak.”
Baca: Senang Main Sepeda Tanda Anak Cerdas dan Sehat
Misalnya pada anak balita, kesempatan mandi dapat menjadi menyenangkan jika ada mainan yang dapat dimainkan anak. Anak diizinkan memindah-mindahkan air dengan beberapa ukuran wadah, boneka binatang dari plastik.
Baca: Kebiasaan Baca Buku Bikin Otak Balita Jadi Cerdas
Aktivitas mandi dibuat menyenangkan dan secara rutin dilakukan pada jam-jam yang relatif sama. “Sehingga anak pun akan terbentuk kebiasaan menjaga kebersihan tubuh.” Untuk keterampilan menjalin relasi dengan orang lain, mengajak anak untuk bermain di playground, kemudian bisa berkenalan dengan anak lain, bergantian menggunakan ayunan, perosotan, dapat juga menjadi pengalaman yang melatih anak berelasi.
Permainan untuk si buah hati tak perlu mahal Jika anak sudah lebih besar, misal usia sekolah dasar, anak dapat diajar bermain board game seperti ular tangga, kartu UNO, monopoli. Permainan tradisional yang dimainkan bersama juga dapat diperkenalkan pada anak. Mulai dari permainan congklak, petak umpet, ular naga, bentengan, ini dapat dimainkan anak bersama dengan beberapa anak lainnya.
Baca: Yang Harus Diperhatikan dari Perkembangan Anak Usia Balita
Adanya aturan bergantian bermain, bekerja sama dalam satu tim untuk menang, akan mengajarkan pada anak mengenai prinsip-prinsip dasar dalam berelasi.
Tidak harus dengan permainan atau mainan yang mahal. “Justru permainan dapat dibuat dari apa yang ada di rumah. Yang penting adalah pemahaman orangtua tentang tujuan setiap permainan, kreativitas orangtua, serta kesediaan orangtua terlibat aktif bermain dengan anak.”
Ketersediaan alat bermain perlu diimbangi dengan kesediaan orangtua bermain bersama anak. “Apalagi ingin melibatkan anak dan orangtua, bisa membuat sendiri di rumah. Tentu saja bergantung pada kreativitas orangtua. Ada banyak contoh permainan yang dapat diperoleh melalui internet.”
Noverita K. Waldan/TabloidNOVA