Cegah Kanker Leher Rahim, Umur Berapa Sebaiknya Perempuan Vaksin HPV?

By nova.id, Senin, 24 Oktober 2016 | 06:30 WIB
Vaksin HPV penting diberikan untuk anak-anak dan wanita (nova.id)

Kanker serviks adalah kondisi keganasan yang terjadi di bagian leher rahim wanita, atau daerah di antara vagina dan kantong rahim. Data dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa kasus kanker serviks merupakan kondisi  tertinggi kedua yang menjangkiti perempuan Indonesia setelah kanker payudara.

Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus), yang memiliki lebih dari 100 strain virus. Virus HPV yang menjadi penyebab terbanyak kanker serviks adalah virus HPV strain 16 dan 18.

Baca: 7 Vaksin yang Disarankan untuk Wanita

Saat ini salah satu pencegahan kanker serviks yang mudah dilakukan adalah dengan menggunakan vaksin HPV. Tapi, kapan sebaiknya diberikan pada perempuan? Apakah laki-laki juga perlu mendapat vaksin HPV?

Semakin dini usia seseorang mendapatkan vaksin ini, para ahli mengatakan tingkat efektivitasnya bekerja semakin tinggi. Anak perempuan disarankan mendapatkan vaksin ini mulai usia 11 tahun. Pada laki-laki, vaksin ini bisa diberikan mulai usia 11 tahun hingga 26 tahun.

Dengan mendapatkan vaksin ini, selain melindungi diri dari strain virus HPV yang menyebabkan penyakit kutil kelamin, laki-laki juga dapat menurunkan risiko penularan strain virus HPV penyebab kanker serviks pada pasangan seksualnya di kemudian hari.

Diberikan untuk yang belum dan sudah aktif secara seksual

Vaksin HPV paling ideal diberikan pada mereka yang belum aktif secara seksual karena penularan virus ini terjadi melalui kontak seksual.

Semua orang dewasa yang aktif secara seksual yang belum pernah mendapatkan vaksin HPV sebaiknya divaksinasi.

Sedangkan perempuan yang sudah aktif secara seksual harus melakukan pap test terlebih dahulu sebelum menggunakan vaksin HPV. Pap test adalah pemeriksaan sel lapisan leher rahim. Dari pemeriksaan ini bisa diketahui apakah kondisi leher rahim Anda masih normal atau sudah terjadi perubahan sel yang mengindikasikan proses keganasan.

Jika hasil pap test normal, Anda boleh langsung menggunakan vaksin HPV. Jika hasilnya tidak normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan (biopsi/ pemeriksaan invasif lain) untuk memastikan terjadi tidaknya proses keganasan.

Baca: 4 Gejala Kanker Serviks Serta Pencegahan dan Penanganannya

Bagaimana prosedurnya?

Vaksin HPV yang tersedia di Indonesia adalah Gardasil dan Cervarix. Gardasil melindungi tubuh dari infeksi virus HPV strain 6, 11, 16, dan 18. Virus HPV strain 6 dan 11 adalah penyebab utama penyakit kutil kelamin. Cervarix melindungi tubuh dari infeksi virus HPV strain 16 dan 18.

Vaksin ini diberikan dengan suntikan di lengan atas.

Vaksin HPV perlu diberikan 3x dalam jangka waktu 6 bulan. Vaksin HPV kedua diberikan 1-2 bulan setelah vaksin HPV pertama. Vaksin HPV ketiga diberikan 6 bulan setelah vaksin HPV pertama.

Hingga saat ini masih dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai apakah perlu ada pengulangan pemberian vaksin ini setelah beberapa tahun.

Efek samping?

Setelah divaksin, efek samping yang terjadi bersifat ringan yakni nyeri dan kemerahan pada daerah bekas suntikan. Efek samping yang berat yang tidak umum tapi bisa terjadi yaitu pingsan dan pembekuan darah balik.

Untuk menghindari pingsan, duduklah selama minimal 15 menit setelah pemberian vaksin. Pembekuan darah balik biasanya terjadi pada pasien yang mengonsumsi obat kontrasepsi oral.

Sangat penting untuk berdiskusi dengan dokter mengenai kondisi kesehatan anda sebelum menggunakan vaksin ini. Perempuan hamil tidak boleh menggunakan vaksin ini karena sampai saat ini belum ada penelitian yang jelas mengenai efek samping vaksin ini pada kehamilan.

Vaksin ini juga tidak boleh diberikan jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap komponen-komponen yang ada dalam vaksin ini (seperti lateks atau yeast). Bila Anda sedang menderita sakit sedang maupun berat, pemberian vaksin ini sebaiknya ditunda sampai Anda sehat benar.

Baca: 5 Mitos Kanker Payudara dan Serviks yang Sering Salah Kaprah

Tindakan pencegahan kanker serviks selain vaksin?

Setelah mendapatkan vaksinasi, bukan berarti Anda terlindung sepenuhnya dari penyakit kanker serviks. Sebab, vaksin HPV yang sudah tersedia hanya melindungi Anda dari beberapa strain virus HPV, tidak semuanya. Tindakan pencegahan tetap harus selalu dilakukan.

Para perempuan sebaiknya melakukan pemeriksaan pap smear rutin setiap 3 tahun, supaya jika ada perubahan jaringan leher rahim, bisa terdeteksi sejak awal. Kombinasi antara pemberian vaksin HPV dengan pemeriksaan skrining rutin (pap test) adalah perlindungan terbaik untuk mencegah kanker serviks.

(sumber artikel: HelloSehat)