Total 22 dokter spesialis di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Koesnadi Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyatakan akan mundur dari rumah sakit tersebut, jika tidak segera dilakukan perbaikan di internal manajemen RS tersebut.
"Banyak persoalan yang terjadi di rumah sakit ini, mulai dari fasilitas, pelayanan, hingga soal transparansi," ungkap Ketua Komite Medik RSD Koesnadi Bondowoso, Andreas Andrianto, Sabtu (5/11/2016).
Dia mencontohkan, saat dokter akan melakukan operasi ternyata ruangannya bocor karena hujan deras. "Kami pernah sampaikan ke jajaran manajemen dan Dirut, dan jawabannya tidak ada anggaran. Kalau tidak ada anggaran, kenapa bangun terus," sebut Andreas.
Belum lagi fasilitas lainnya seperti di ruangan darurat yang masih sangat minim.
"Kalau lampu padam harus menyalakan genset, dan itu butuh ups, ini tidak ada UPS-nya, akhirnya terkendala, padahal kondisi gawat darurat. Ini kan soal keselamatan pasien," tambahnya.
Jika dalam waktu satu minggu ke depan tidak ada jawaban dari Bupati Bondowoso, maka seluruh dokter spesialis di RSD Koesnadi akan mundur.
"Bahkan ada yang mengajukan mutasi, pensiun dini, dan mundur dari PNS. Ini semua kami lakukan murni karena perbaikan di rumah sakit, dan masyarakat," ucap dokter spesialis bedah onkologi ini.
Baca juga: Dokter Hewan Ini Sempat Unggah Foto Sebelum Meninggal Diserang Gajah
Hal senada disampaikan dokter spesialis lainnya. "Ini adalah puncak seluruh persoalan yang terjadi di rumah sakit. Banyak persoalan yang terjadi, kami hanya ingin ada perbaikan manajemen sehingga pelayanan juga lebih baik kepada masyarakat," ujar Yus Deny.
Menurut Deny, banyak persoalan yang terjadi di rumah sakit daerah. "Permasalahannya menumpuk, mulai dari manajemen yang buruk, tidak ada transparansi, fasilitas yang kurang memadai, hingga pelayanan yang kurang optimal kepada masyarakat," ungkap dokter spesialis penyakit dalam ini.
Menurut dia, seluruh dokter spesialis yang praktik di rumah sakit daerah, hanya ingin ada perbaikan manajemen. "Intinya kami hanya ingin ada perbaikan jajaran manajemen, kalau begini terus menerus masyarakat yang akan jadi korban," ujarnya.
Deny menyebut, aspirasi seluruh dokter spesialis tersebut sudah disampaikan langsung kepada Bupati Bondowoso Amin Said Husni.
"Bapak Bupati sebenarnya sudah tahu aspirasi kami, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban dari beliau. Bahkan persoalan ini juga sudah disampaikan kepada DPRD. Jika tidak ada ketegasan, kami akan mundur, bahkan saya sendiri akan mengajukan mundur sebagai PNS," ucapnya.
Deny berharap, Bupati segera mengambil langkah tegas terkait aspirasi para dokter tersebut.
"Kami tidak muluk-muluk tuntutannya, hanya mengganti manajemen rumah sakit, karena kalau dipertahankan akan terus begini, sehingga pelayanan tetap tidak akan maksimal, dan masyarakat akan jadi korban," sebutnya.
Ahmad Winarno / Kompas.com