Adele ternyata sering dirundung berbagai kegundahan yang mengantarkan dirinya pada depresi. Saat diwawancara oleh Vanity Fair, penyanyi asal Inggris ini menyebutkan bahwa penyebab kegundahannya itu adalah, menyangkut hubungan asmaranya, ketenarannya sebagai penyanyi, dan statusnya sebagai ibu. Hingga sekarang pun, ia menambahkan jika ia masih berjuang untuk melawan depresinya itu.
“Saya memiliki sisi gelap. Jadi, saya selalu rentan dengan depresi. Saya bisa dengan mudah dilanda depresi tetapi kemudian bisa dengan cepat melupakannya. Situasi seperti ini sudah saya derita sejak saya umur 10 tahun. Pertama kali, saya merasa depresi ketika kakek saya meninggal. Di saat itu, yang terlintas dalam benak saya adalah keinginan untuk bunuh diri. Gara-gara itu, saya harus menjalankan terapi. Banyak sesi terapi,” kenang ibu seorang anak laki-laki ini.
Salah satu depresi terparah yang pernah ia alami ketika ia melahirkan anak laki-lakinya, Angelo Konecki. Saat mengandung, Adele mengaku anaknya itu adalah segalanya dan ia tidak sabar untuk melahirkan. Namun, sesudah melahirkan, ia diserang depresi sesudah melahirkan (postpartum depression).
“Pengetahuan saya tentang postpartum atau kalau di Inggris kita menyebutkan dengan post-natal, kamu tidak ingin bersama bayi kamu. Kamu takut kamu akan mencederai anak kamu sendiri. Kamu kuatir tidak mengerjakan yang terbaik untuk bayi kamu. Tetapi, saya justru sebaliknya. Saya merasa saya terobsesi dengan anak saya sendiri sehingga saya merasa tidak cocok menjadi seorang ibu. Depresi saya datang dari perasaan saya telah mengambil keputusan yang salah untuk menjadi seorang ibu. Dari situ, muncul ketakutan untuk memiliki seorang anak lagi. Depresi itu bisa datang dalam bentuk yang berbeda-beda. Pada saat itu, saya berusaha melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi depresi dan berusaha menjalankan tugas saya sebagai ibu,” terang Adele.
Sekarang, ia mengaku sudah bisa mengatasi segala kekuatiran yang ia rasakan sesudah melahirkan. Apapun yang ia kerjakan termasuk pengaturan jadual kerjanya kini berputar pada anaknya.
“Sekarang, apapun saya lakukan demi anak saya. Segitu besarnya cinta saya padanya, saya tidak egois lagi untuk mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang saya sukai seperti merokok atau minum minuman beralkohol. Lagi pula, mengurus anak dalam keadaan mabuk adalah penyiksaan. Semenjak punya anak, saya juga tidak bisa semaunya lagi. Saya jadi penakut dengan banyak hal. Salah satunya, saya tidak mau mati muda karena saya ingin berada anak-anak saya dalam waktu yang panjang. Itu sebabnya sekarang ini saya sangat hati-hati.” ucapnya.
Syanne