Kisah Seorang Ibu di Tasikmalaya Lahirkan Bayi Kembar Siam Perut di Kamar Mandi

By nova.id, Kamis, 1 Desember 2016 | 08:07 WIB
Bayi kembar dempet perut masih dirawat di RSUD Kota Tasikmalaya, Kamis 1-12 (nova.id)

Seorang ibu warga Tasikmalaya melahirkan bayi kembar siam perut. Kedua bayi itu adalah Fatimahtun Zahra dan Fahimatun Nisa. Mereka dilahirkan seorang ibu bernama Erni (32), istri buruh jahit asal Kampung Sukahurip, Desa Madiasari, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (29/11/2016) lalu.

Proses kelahiran dua bayi kembar ini terjadi di kamar mandi rumah. Namun, kedua bayi itu sempat terganjal, sehingga sang ibu dilarikan ke RSU Dr Soekadjo Kota Tasikmalaya.

"Sempat akan melahirkan di rumah, di kamar mandi, tapi alhamdulilah bisa ditolong tetangga dan dibawa oleh bidan puskesmas ke rumah sakit. Saya waktu istri melahirkan sedang berada di luar membeli pakan ayam," jelas Haeruman (44), suami Erni sekaligus ayah kedua bayi kembar tersebut di RSU Tasikmalaya, Kamis (1/12/2016).

Haeruman menambahkan, kedua anaknya kini berada di ruang perawatan NICU RS dr Soekardjo atau RSU Kota Tasikmalaya.

Menurut dia, kelahiran kedua anaknya kali ini persis kejadian sebelumnya saat melahirkan dua bayi laki-laki kembar yang proses persalinannya terjadi secara mendadak.

Baca juga: Operasi Pemisahan, Kondisi Bayi Kembar Siam Stabil

Haeruman menjelaskan, sebelumnya, sang istri selalu rutin memeriksakan diri ke bidan ataupun dokter di Cineam. Malah, pada saat kehamilannya telah dipastikan bahwa kandungannya berisi dua anak kembar, namun tidak mengetahui ternyata kondisinya dempet perut karena tidak pernah diperiksa USG.

"Namun memang saya akui, namanya juga kondisi ekonomi seperti ini kadang asupan makanan kepada istri saya kurang terjamin. Saya berharap keduanya bisa selamat," harap dia.

Kedua anak kembar dempet ini kondisinya terlihat berada dalam ruang inkubator yang ukurannya lebih besar. Keduanya memakai alat bantu pernafasan.

Tampak wajah Fatimahtun lebih membiru dibandingkan muka Fahimatun yang lebih cera, kendati kondisi pernafasan keduanya mengalami gangguan.

"Kami sendiri belum bisa menyimpulkan organ tubuh keduanya seperti bagaimana, apakah ada yang menempel atau tidak. Karena harus melalui pemeriksaan secara khusus, tapi kalau jantungnya saya pastikan ada dua karena memang naik turunnya nafas pun terlihat berbeda. Hanya saja keduanya masih dalam kondisi kritis, makanya berada dalam penanganan khusus kami secara intensif," jelas Dokter Mahbub yang menangani kedua bayi itu.

Menurut Mahbub, kedua bayi tersebut lahir sekitar pukul 12.30 WIB dan baru dibawa ke RS dr Soekardjo pada pukul 16.30 WIB, Selasa sore lalu. Berat badan keduanya mencapai 3 kg yang artinya masing-masing memiliki berat 1,5 kilogram. Kondisi ini tidak normal, sehingga memerlukan penanganan khusus sebelum dioperasi pemisahan yang akan dilakukan di RSHS Bandung.

"Harus sehat dulu kondisinya, baru kami bawa ke RSHS Bandung untuk dilakukan pemisahan. Hanya saja memang saat ini masih kritis kondisinya dan memang harus dilakukan di sana, kalau biayanya sendiri kurang lebih mencapai Rp 100 juta. Tetapi bapaknya katanya memang orang kurang beruntung, saya harap beliau mengurus segala persyaratannya saja agar bisa meringankan bebannya," pungkas dia.

Irwan Nugraha / Kompas.com