London School of Public Relation Hadirkan Program Inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

By nova.id, Kamis, 1 Desember 2016 | 09:45 WIB
. (nova.id)

London School of Public Relation (LSPR) adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang hadir sejak 1 Juli 1992, dengan program sarjana ilmu komunikasi. Semua terbagi atas enam konsentrasi pilihan yakni Public Relation, International Relations, Marketing, Mass Communication, Digital Media Communication & Advertising serta Performing Arts Communication.

LSPR juga memberi kesempatan kepada para mahasiswa berkebutuhan khusus, salah satunya mahasiswa bernama Kouji Santoso Eto. Kouji merupakan lulusan pertama dari program inklusi yang dimulai oleh LSPR pada tahun 2012 lalu. Kouji lulus dari jurusan Periklanan dan berhasil menyelesaikan karya akhir berupa desain buku yang berjudul "Aku Asperger".

Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, Founder & Director of LSPR Jakarta mengatakan  LSPR Jakarta merasa perlu membentuk perguruan tinggi inklusi, dimana dapat memberikan kesempatan bagi para calon mahasiswa berkebutuhan khusus untuk dapat belajar. Dan dalam hal ini nampak dari para pengajar yang sangat terbuka dengan mahasiswa berkebutuhan khusus. Baik dalam cara penyampaian materi maupun menyediakan waktu luang untuk berdiskusi.

"Pihak kampus juga mempersiapkan lingkungannya untuk dapat belajar berdampingan dengan memberikan sosialisasi seputar penyandang autis dan bagaimana berkomunikasi dengan mereka," ucap Prita saat ditemui dalam acara wisuda LSPR di kawasan Sudirman Jakarta Selatan, Kamis 1 Desember 2016.

Dan pada kesempatan tahun 2016 ini LSPR Jakarta menyelenggarakan wisuda dengan melantik 1041 alumni, baik dari program sarjana maupun pasca sarjana. Selain itu, lembaga pendidikan dan keterampilan London School Beyond Academy (LSBA) turut melantik alumninya sebanyak lima orang setelah berhasil menempuh masa pendidikan selama tiga tahun.

Melalui program inklusi ini diharapkan kedepannya pendidikan perguruan tinggi di Indonesia semakin maju dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.

Yuni Arta Sinambela