Faktor Psikologis Penyebab Orang Gampang Tergoda Diskon Saat Belanja Online

By nova.id, Minggu, 30 April 2017 | 03:15 WIB
Cari tahu perbedaan jenis toko online dan risikonya. (nova.id)

Menjamurnya beragam online shop dengan bermacam produk yang ditawarkan bisa membuat hasrat seseorang untuk terus belanja tanpa terkontrol. Terlebih jika dalam transaksinya lebih banyak menggunakan pembayaran dengan kartu kredit.

Banyak orang membeli produk yang dilihatnya dalam sebuah halaman website karena tergiur harga diskon, gambar barang, waktu pembelian dan jumlah barang yang terbatas, serta beragam faktor pendorong lainnya.

Padahal, bisa jadi produk yang belum ia lihat langsung itu tak terlalu dibutuhkan. Atau malah setelah membelinya justru tidak digunakan sama sekali. Nah, perilaku belanja yang seperti ini lah yang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. 

Baca: Sebelum Belanja, Simak 5 Fakta Harbolnas yang Perlu Anda Tahu

Keinginan untuk belanja tentu saja tak bisa terpisah dari aspek psikologi. Secara alamiah, setiap layout katalog yang menarik atau ada tulisan diskon dengan angka besar pasti membuat siapa saja dengan mudah tertarik secara alamiah. 

"Ya, saat lihat harga murah tentu saja dapat mempengaruhi faktor psikologis seseorang. Karena dengan harga murah mereka akan mendapatkan keuntungan, dan apalagi produk tersebut cepat didapat," ujar Dinda Sarasannisa Fatimah dalam acara Shopee 1st Birthday di kawasan Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Baca: 4 Keluhan Utama Berbelanja Online

Selain itu, ada faktor lain yang membuat orang tidak butuh tapi ingin membeli produk tersebut. Yakni karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional. 

"Terlebih jika diskon tersebut untuk produk terbaik yang ditampilkan. Jadi sangat berpengaruh sekali, tapi seberapa besar pengaruhnya itu semua balik lagi ke masing-masing orang," jelasnya seraya menyarankan customer agar lebih bijaksana saat berbelanja online agar tidak terjadi pemborosan.

Yuni Arta Sinambela/Tabloid NOVA