Mencekam, Dokter Dea Ditodong Pasiennya Sendiri

By nova.id, Rabu, 21 Desember 2016 | 04:09 WIB
Dokter Dea menunjukkan bekas darah pria misterius yang menempel di dinding klinik, Selasa (20-12-2016) (nova.id)

Dokter ini sadar pasien yang dirawatnya mempunyai niat akan mencelakakannya. Namun si dokter tetap merawat atas nama kemanusiaan.

Belakangan diketahui pasien dirawat dr Ramadae Lengriana, membawa senjata jenis airsoft gun, pisau dan alat sentrum listrik.

Dea begitu dia disapa berpraktik sebagai dokter umum di klinik berobat Riau Madani di Jalan Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Riau. Ia menceritakan peristiwa itu, Selasa (20/12/2016).

Berawal dari kedatangan seorang lelaki yang menjinjing plastik dan menyandang tas ke klinik Senin (19/12/2016) pukul 09.00 WIB. Lelaki bertubuh besar dan tegap itu mengeluh sesak nafas dan berharap mendapat pertolongan.

Bidan Yesi Ariana yang pertama kali membuka klinik dan mempersilakan lelaki itu masuk ke dalam klinik. Yesi lantas menghubungi dokter Dea, bahwa ada pasien yang datang. Tak lama dokter Dea sampai di klinik. Kemudian datang lagi pasien seorang ibu dengan anaknya.

Dokter Dea lebih dulu menangani si pria karena lebih dulu datang. Namun, pasien pria tadi meminta si ibu dan anaknya yang lebih dulu diperiksa.

Bidan Yesi dan dokter Dea sama sekali tidak menaruh curiga. Kemudian si lelaki berniat untuk membuang air kecil dan menggunakan toilet klinik.

Lelaki itu kemudian beranjak dan meninggalkan bungkusan plastik. Sedangkan tas masih ia sandang. Setelah selesai ke toilet giliran si pasien pria menjalani pemeriksaan.

Pria tersebut tak menjawab panggilan. Bidan Yesi kemudian mendekati toilet dan kembali memanggil pria tadi tapi tetap tak menyahut.  Bidan Yesi meragu dan curiga dengan pasien satu ini. Sebab hingga tiga jam lelaki yang tadi ke toilet tidak juga terlihat.

Bidan Yesi dan dokter Dea memutuskan menutup pintu dokter dan memilih duduk di ruang tunggu depan. Lantaran khawatir Dea menghubungi RW setempat.

Setelah pihak RW datang dan dibantu beberapa orang warga, pria berbadan besar dan tegap itu kembali dipanggil, tapi tetap tidak ada jawaban.

Guna memastikan keberadaan lelaki tersebut dokter Dea dan RW dan beberapa warga berinisiatif naik ke lantai dua klinik. Mereka mencari pria tersebut.

Akhirnya mereka menemukan pria tadi tengah duduk selonjor di sebuah tangga dekat kamar mandi. Saat didekati pria tersebut mengaku sesak nafas. Pria tersebut lalu diminta ke lantai bawah untuk diperiksa.

Dokter Dea sadar orang yang ditolongnya membahayakan karena membawa alat sentrum dan gagang airsoft gun terselip di pinggang.