Tersangka Perampokan di Pulomas Terungkap, Kapolri Wajibkan Pasang CCTV untuk Keamanan

By nova.id, Jumat, 30 Desember 2016 | 04:00 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan menjelaskan pengungkapan kasus perampokan sadis di Pulomas pada konferensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. (nova.id)

Kapolri Wajibkan Pemasangan CCTV di Rumah dan Gedung

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengapresiasi kinerja Polda Metro Jaya yang berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan, Dodi Triono (59) dan keluarga.

"Beberapa jam lalu saya dapat informasi dari Kapolda Metro Jaya bahwa dua dari empat pelaku pembunuhan di Pulomas tertangkap di Bekasi," ucap Tito.

Diungkapkan Tito, keberhasilan anggota Polda Metro Jaya ini tidak lepas dari kemampuan menghimpun dan mengolah data serta pengembangan hasil olah Tempat kejadian perkara (TKP).

Baca: Selain Mengenal Baik Kondisi Rumah Dodi, Tersangka Juga Ambil Decoder CCTV

Selain itu, adanya bukti tambahan dari CCTV pribadi milik keluarga korban juga membantu polisi mengungkap kasus yang menjadi sorotan masyarakat tersebut.

"Dari dua pelaku yang tertangkap, satu ditembak karena melawan. Dia kehabisan darah dan akhirnya tewas," kata  Tito Karnavia.

Menurutnya, kasus terungkap berangkat dari penyelidikan. "Tapi pengembangan dari TKP dan mereka menarik data dari CCTV. Kasus Pulomas terbantu dengan CCTV yang dimiliki pribadi korban," katanya.

Belajar dari kasus pembunuhan Pulomas serta untuk meningkatkan keamanan digital, Tito meminta agar seluruh daerah memasang CCTV yang tersambung dengan sistem pengamanan milik pemerintah.

"Tiap daerah membuat peraturan, diwajibkan semua gedung-gedung yang akan dibangun wajib untuk memasang CCTV yang bisa di-connect dengan CCTV pemerintah," jelas Tito.

"Kemudian di jalan-jalan, dipasang CCTV yang bisa di-connect dengan pemerintah. Itu yang dinamakan digital security," sambungnya.

Menurut Tito ada empat macam security atau pengamanan. Yang pertama adalah personal security, yaitu kecilnya angka gangguan kamtibnas umum. Kedua adalah infrastructure security. Ketiga adalah health security, ini terkait kasus makanan palsu atau obat palsu. Lalu yang keempat adalah digital security, termasuk pengamanan dengan CCTV.

Baca: Begini Aksi Tersangka Perampokan di Pulomas dari Rekaman 2 CCTV

Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan bahwa 6.000 kamera CCTV akan selesai dipasang hingga akhir 2016 ini.

Pemasangan kamera CCTV yang dapat medeteksi wajah ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan di Jakarta.

"Kita akan pasang CCTV. Nanti akhir tahun bisa selesai 6.000 yang bisa deteksi muka," ujar Ahok.

Terkait pembunuhan sadis yang terjadi di Pulomas, Jakarta Timur, pada Selasa (27/12) kemarin, Ahok ingin kamera CCTV yang telah dipasang itu dikontrol. Dengan begitu, hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas bisa dengan mudah dideteksi.

Selain itu, Ahok menyebut Pemprov DKI tengah bekerja sama dengan salah satu bank untuk melatih pegawai yang bertugas menerima panggilan darurat 112 atau layanan "Jakarta Siaga 112".

"Kita ingin orang yang nanganin itu bukan cuma iya-iya saja, tetapi dia mesti kerjain. Jadi kita kerja sama dengan BCA untuk melatih orang-orang kita untuk bisa ngangkat 112," ucap Ahok.

"Jakarta Siaga 112", lanjut Ahok, telah berjalan. Masyarakat bisa menghubungi nomor tersebut menggunakan provider apa pun secara gratis. "Jadi orang kalau ada apa-apa ingatnya 112. Handphone kamu enggak ada pulsa pun bisa pakai, beda provider pun bisa pakai," tutur dia.

Ahok mengatakan, Pemprov DKI ingin membeli lahan eks Kedubes Inggris untuk dijadikan pusat "Jakarta Siaga 112" tersebut.

Sumber: tribunnews, warta kota