Billy Davidson Tak Mau Disebut Artis Karbitan

By nova.id, Sabtu, 7 Januari 2017 | 06:45 WIB
Billy Davidson Tak Mau Disebut Artis Karbitan (nova.id)

Nama Billy Davidson mungkin belum terlalu familiar di telinga. Pesinetron berusia 25 tahun ini memang masih terbilang baru di panggung hiburan Tanah Air. Namun namanya sempat menjadi perbincangan hangat di dunia maya lantaran menjadi favorit perempuan Korea.

Berawal dari akun Youtube @ASHangul yang memperlihatkan reaksi cewek-cewek Korea ketika disodori foto-foto wajah lima aktor Indonesia.

Di antara Al Ghazali, Aliando Syarief, Joe Taslim, Rio Dewanto, dan Billy Davidson, ternyata perempuan-perempuan asal negeri ginseng itu paling terpesona dengan wajah Billy. Ia disebut sangat tampan dan juga memiliki badan yang atletis.

Lalu, bagaimana tanggapan Billy yang bisa ‘mengalahkan’ pesaing-pesaingnya yang juga tak kalah ganteng? Billy pun hanya tersenyum. Ia merasa itu semua tergantung selera masing-masing.

“Saya sudah lihat, sih (video itu). Di Instagram pun, banyak yang nge-tag ke saya. Perasaan saya senang, sih. Siapa yang enggak senang disukain banyak cewek. Saya anggap sebagai bagian dari apresiasi saja. Ya, tapi mungkin itu selera aja, mungkin cewek-cewek Korea itu suka yang manis-manis kali, ya. Dan, yang menonton (yang disurvei) mungkin seumuran dengan saya, jadi mereka pilih saya,” sahut pria kelahiran 15 November 1991 ini merendah.

Baca: Luna Maya Pasrah Tak Ada Lagi Tawaran Bermain Film Atau Sinetron

Berawal dari Figuran

Di dunia seni peran, Billy sebenarnya juga bukan minim pengalaman sama sekali. Sejak tahun 2007, ia sudah membintangi 7 sinetron, 4 film layar lebar, dan belasan judul FTV. Perkenalannya dengan dunia hiburan, diceritakan Billy juga tanpa direncanakan.

“Dulu, saya lagi nemenin kakak kuliah. Saat lagi nongkrong di mal di sebelah kampusnyanya, saya didatangi agensi dan ditawari main sinetron. Awalnya hanya main 1 scene, jadi figuran. Lalu, teman-teman mendukung supaya mencoba lebih dari itu. Kalau bisa akting, kenapa tidak coba dijalani serius?”

Dari situlah, ia bertekad jika ingin serius terjun ke dunia hiburan. “Jangan yang serba kilat dan bukan seperti karbitan yang cepat sukses, tetapi cepat juga gagalnya,” pungkasnya. Ia pun kemudian ikut kursus akting di sanggar Ananda.

“Papaku bilang, kalau mau menggeluti apa pun, harus ada basic-nya. Jangan setengah-setengah. Kalau tidak mau serius, mending lanjutin bisnis papa aja. Makanya begitu memutuskan untuk serius di dunia hiburan, saya masuk kursus akting di sanggar Ananda selama tiga tahun."

"Saya ingin matengin dulu kemampuan akting, biar enggak amburadul. Hal yang paling penting saya dapatkan di sekolah akting itu adalah mendapatkan rasa percaya diri,” aku Billy.

Baca: Peran Stefan William di Sinetron Anak Jalanan Akan Diganti?

Anak Rumahan

Mengantongi ilmu soal akting dari sanggar selama 3 tahun, ternyata tak juga membuat jalan Billy mulus mendapat peran. Sering ikut casting dan ditolak, sudah menjadi makanan sehari-harinya.

“Sebenarnya, dibanding dengan teman-teman seangkatan (di sanggar), ambisi saya yang paling low. Kalau ditolak casting, ya, sudahlah tidak apa-apa. Bikin down memang, tapi kadang, saya juga sering nolak ajakan casting terutama casting iklan. He he he. Karena casting iklan persaingannya lebih tinggi dibanding sinetron.”

Perlahan, jalan Billy ke dunia hiburan semakin terbuka. Sang ayah, Stevanus David yang awalnya menentang keputusan Billy berkarier di dunia seni peran, mulai berbalik mendukungnya.

“Ayah saya melihat saya tidak angin-anginan. Jadi, sekarang ayah saya tidak pernah melarang saya melakukan apa pun. Paling dia kasih pengertian, seperti don’t do drugs dan memang saya juga tidak merokok atau minum minuman beralkohol. Ayah saya pun jadi lebih tenang ngelepas saya (berkarier di dunia hiburan),” cerita Billy yang kini lebih fokus ke film dibanding sinetron.

“Kalau syuting sinetron, kan, waktunya agak ekstrem. Jadi, saya mikir, kok, ya lebih enak syuting film. Walaupun capek, paling capeknya cuma sebulan, habis itu selesai. Sementara sinetron, kan, daily, tiap hari tayang. Memang banyak artis yang mengejar materi, makanya lebih suka main sinetron. Bayaran di sinetron lebih wah! Tapi kalau saya, sih, lebih senang menikmati kesenian. Makanya, aku lebih suka bekerja di film,” ungkap Billy.

Jika terlibat syuting kejar tayang, Billy juga mengeluhkan waktunya yang banyak berkurang bersama keluarga dan teman-temannya.

“Saya ini tipikal anak rumahan, jarang banget keluar rumah. Jadi, kalau main sinetron itu, agak ngebatin juga, sih. Syuting sinetron setiap hari, benar-benar tidak ada social life. Waktu sama keluarga, teman-teman dan rutinitas apa pun yang biasa kita lakukan, jadi hilang,” aku Billy yang belum lama ini merampungkan sinetron Diam-Diam Suka yang tayang sebanyak 400 episode.

“Rasanya lega, selesai juga.”

Sementara itu, untuk mengeksplorasi kemampuan aktingnya, Billy berharap ke depannya bisa mendapat tawaran yang lebih menantang. Misalnya saja bermain dalam film berlatar sejarah atau harus mengubah penampilan fisiknya secara drastis.

“Sempat ditawarin buat main film tentang bulu tangkis, karena banyak pemain bulu tangkis yang berdarah keturunan Tionghoa. Masih dalam proses, sedang dalam pematangan cerita. Aku ingin main film enggak cuma di (genre) drama atau komedi, tapi bisa memerankan seseorang yang berjasa untuk negara kita dan itu menjadi tantangan. Bagaimana kita meniru orang tersebut mulai dari gaya omong sampai pembawaan."

Sedikitnya di tahun 2017 ini, ada 4 film (yang akan ia bintangi). "Aku masih mencari-cari film, di mana aku bisa puas mainnya dan tertantang, seperti harus menurunkan berat badan,” pungkasnya.

Syanne Susita/Tabloid NOVA