Ibu Otoriter Tak Selalu Buruk, Justru Anak dapat Manfaat Ini Saat Dewasa

By nova.id, Minggu, 1 Januari 2017 | 06:45 WIB
Ini Alasan Orangtua Harus Menghindari Pola Asuh Suka Mengancam pada Anak (nova.id)

Suka memerintah, tidak mau dibantah, dan merasa paling paham urusan si kecil? Jangan-jangan Anda termasuk tipe ibu otoriter.

Pola asuh otoriter adalah pola asuh dimana orangtua menetapkan standar mutlak kepada anaknya mengenai hal-hal yang harus dituruti, berupa seperangkat peraturan yang ketat dan sepihak.

Orangtua, dalam hal ini ibu, berkehendak sesuka hati pada anaknya dan cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat diktator.

Pada pola asuh otoriter anak harus tunduk dan patuh mengikuti semua kemauan ibu tanpa pengecualian sedikitpun.

Apa pun yang dilakukan oleh anak, sudah ditentukan tanpa kompromi dan tanpa mau tahu perasaan atau kondisi anak.

Dalam pola asuh ini, anak tidak memiliki hak dan pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, tidak bisa memberikan pendapatnya dan hanya harus mengikuti kemauan ibu karena semua sudah ditentukan.

Seringkali ibu berpikir bahwa apa pun peraturan yang telah ditetapkannya, semata-mata adalah demi kebaikan anak. Supaya taat, biasanya orangtua tidak segan-segan menerapkan hukuman yang keras kepada anak, bisa berupa hukuman fisik maupun mental.

Dalam pola asuh seperti ini, anak seolah hanyalah "robot" atau objek pelaksana yang dikendalikan orangtua. Ibu yang berkuasa menentukan segala sesuatu untuk anak. Biasanya kemauan tersebut tanpa diberikan alasan dan ia akan emosi atau marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Namun, apabila anak patuh, orangtua tidak memberikan penghargaan, karena mengganggap bahwa semua itu adalah kewajiban yang harus dituruti anak. Hal ini dilakukan dengan alasan agar anak tetap patuh dan disiplin serta menghormati orangtua yang telah membesarkannya.

Contoh dari pola asuh otoriter ini, misalnya seorang ibu yang memaksa anaknya untuk mengikuti les Piano. Akan tetapi anak tidak ingin mengikuti les piano, karena ia lebih berminat mengikuti les gambar yang disukainya. Namun, ibunya tetap memaksa sampai sang anak mengikuti keinginannya.

Ibu tidak menjelaskan kepada anaknya, kenapa ia harus mengikuti les piano. Sang ibu hanya mengatakan, “Pokoknya kamu harus les piano!”. Hal ini bila tetap dipaksakan dikhawatirkan akan membuat anak merasa tertekan dan cenderung mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan pilihan ibu yang sebenarnya tidak disukainya.

Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter

Orangtua,  khususnya ibu, yang menerapkan pola asuh otoriter ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Dampak Pola Asuh Otoriter Bagi Anak

Negatif

Pola asuh otoriter yang menerapkan sikap keras orangtua jika dibiarkan berlarut-larut akan berdampak kurang baik terhadap anak, di antaranya:

Positif

Namun demikian, ada dampak positif di balik dampak negatif pola asuh otoriter, antara lain:

Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa dampak negatif dari pola pengasuhan otoriter lebih banyak dari pada dampak positifnya.

Hilman Hilmansyah/Tabloid NOVA