Memiliki anak laki-laki semata wayang, Maudy Koesnady mengaku jika ia cukup protektif dalam gaya mengasuh dan mendidik sang anak, Eddy Maliq Meijer. Bersama suaminya, Erik Meijer, ia berbagi peran di antara siapa yang akan jadi good cop dan siapa yang jadi bad cop-nya.
“Saya ini lebih tomboy dari anak saya. Sebagai ibu, dalam mengasuh Eddy, protektif, ya iya pastinya. Kayak terlalu banyak pesan moral untuk anak saya. Kalau diibaratkan ayah ibu bad cop good cop, saya ini bad cop-nya. Saya tuh jadi yang cerewetnya. ‘Ayo belajar, ayo ngaji, ayo sikat gigi, ayo segala macamnya.’ Tapi di sisi lain, kalau musti futsal, saya itu bagian yang teriak-teriak, bawa dia ke lapangan. Jadi, kalau di rumah, saya memposisikan diri sebagai ibu. Tapi, kalau lagi di lapangan atau di luar, ya jadi teman. Anak saya lebih nyaman timpuk-timpukan, tindih-tindihan, tonjok-tonjokan, atau dorong-dorongan sama saya daripada sama bapaknya. Jadi, walaupun ibunya galak tapi ada momen buat Edi bisa elus-elus kepala saya, main bola dengan saya bahkan main dorong-dorongan dengan saya. Dia lebih nyaman ke saya,” terang aktris 41 tahun ini.
Untungnya, ulang tahun Edi hanya selang satu hari dengan dirinya sendiri sehingga ini ia rasanya membantu untuk lebih mengerti watak anaknya. Setidaknya, beda-beda tipis dengan dirinya sendiri. Biasanya, untuk membuka komunikasi atau menciptakan momen yang bisa mendekatkan diri dengan sang anak, cukup duduk di sampingnya. Kalau sengaja ditanya-tanya, anaknya justru tidak akan bercerita banyak. Dan, ia juga mengerti jika ada momen kedekatan untuk dia dan sang anak tetapi ada juga momen kedekatan sang anak dengan ayahnya saja atau bertiga sebagai keluarga.
“Kalau bapaknya ada di rumah pas weekend, itu adalah momen yang berat buat saya untuk menjalin hubungan dengan Eddy. Itu dunia kayaknya gak ada siapa-siapa, hanya dia dan bapaknya. Nah, kalau sudah begitu, mau saya kasih apa atau ngajak ngobrol apapun juga tidak akan tembus. Jadi, saya mengerti dan mengalah saja. Itu berarti lagi momen dia berdua dengan ayahnya. Lain kali, ada momen dimana kita bertiga sebagai keluarga, dan nanti ada momen dimana saya juga berdua dengan dia,” tutur Maudy.
Di luar keseharian dimana ia yang terus memantau perkembangan Eddy, Maudy tetap menyisihkan waktu dimana ia bisa menghabisan waktu bersama sang anak di luar rutinitas.
“Kemarin ini kita sempat kayak bulan madu gitu, travelling berdua saja dengan Edi. Kita jalan ke Batu, Malang. Bapaknya tidak ikut. Hanya saya, Edi, teman saya dan anaknya. Kita merancang sendiri perjalanan kita mau kemana dan ngapain saja. Dia yang tentuin mau kemana hari ini, ke museum, ke kebun binatangnya atau ke mana. Nah, untuk aktivitas seperti ini, kita sudah merancang dari jauh-jauh hari dan jadi momen untuk menghabiskan waktu berdua yang sudah tidak ngomongin sekolah, pelajaran, ngaji atau les apa. Beneran liburan dan dianya senang banget. Pulangnya dia bisa cerita panjang tentang liburan itu. Beda dengan dia biasa hari-harinya.” ceritanya.
Bagi Maudy, penting buat dianya juga untuk mengerti minat sang anak karena dengan begitu anak pun akan merasa diperhatikan.
“Cari pemahaman dulu anak saya seperti apa dan sukanya apa. Mau anaknya respon atau tidak respon, tetap aja dijalani karena ternyata anak bisa merasakan koq, kalau kita tuh memberi waktu, perhatian dan kasih sayang ke dia, walau mukanya lempeng.”
Syanne