Dwayne 'The Rock' Johnson Beberkan Masa Kecil Ayahnya Yang Kelam

By nova.id, Jumat, 6 Januari 2017 | 03:00 WIB
Dwayne 'The Rock' Johnson Beberkan Masa Kecil Ayahnya Yang Kelam (nova.id)

Saat berlibur akhir tahun, Dwayne “The Rock” Johnson memberi kejutan kepada ayahnya, Rocky Johnson, yang berprofesi sebagai pegulat itu dengan sebuah mobil baru. Melalui akun Instagram-nya, aktor yang terpilih sebagai pria terseksi majalah People ini berpose dengan ayah dan mobil barunya. Namun, bukan foto itu yang kemudian menarik simpati warga internet, melainkan kisahnya yang ia tulis panjang dalam posting-an foto itu.

Menerangkan ayahnya sebagai seorang minimalis yang tidak pernah menuntut apa pun, salah satu pengisi suara dalam film Disney “Moana” ini bercerita mengenai masa lalu ayahnya yang menyedihkan.

“Kisah yang gila. Ayah dari ayah saya meninggal ketika ayah saya berusia 13 tahun. Di malam Natal, ibu dari ayah saya membawa pacar barunya. Sayang, ia mabuk dan buang air kecil ke kalkun makan malam kita. Ayah saya keluar rumah, ambil sekop dan membuat garis di salju sambil berkata jika pacar ibunya melewati garis itu, ia akan memukulnya. Dan, pacar ibunya melewati garis sehingga ayah saya pun memukulnya sampai pingsan,” tulis Dwayne.

Lebih lanjut Dwayne menceritakan jika ketika polisi datang, ibu ayahnya itu diberi ultimatum oleh pihak polisi untuk memilih antara anaknya atau pacar barunya.

“Di depan hadapan seluruh keluarga, polisi meminta ibu ayah saya memilih. Anaknya yang tinggal atau pacar barunya yang tinggal. Ternyata, ibu ayah saya memilih pacar barunya dan menyuruh ayah saya keluar dari rumah. Ayah saya baru berusia 13 tahun pada saat itu dan mendadak menjadi tuna wisma.”

Kejadian ini terjadi Amherst, Nova Scotia, Kanada di tahun 1954. Namun, statusnya yang mendadak menjadi tuna wisma itu diterangkan oleh mantan pegulat WWE yang kini berprofesi aktor itu tidak membuat ayahnya kehilangan arah. Ia sukses merintis karirnya sebagai pegulat profesional. Karena kehidupan keras yang dijalani sang ayahnya itu, Dwayne bisa mengerti kenapa ayahnya juga mendidiknya dengan gaya keras juga.

“Ketika saya masih kecil, saya sering kewalahan setiap kali berlatih di gym dengan ayah saya. Ia bilang jika saya ingin muntah, pergi ke luar saja. Dan, jika kamu ingin menangis, pulang saja ke rumah ke ibumu. Saya sangat membencinya. Tetapi, sekarang, saya justru bersyukur. Ayah saya sukses membuat saya menjadi seorang pria yang keras tanpa harus buang air kecil di santapan malam saya!”

Syanne