Menangis, Yana Zein Sampai Jual Koran Untuk Biaya Pengobatan

By , Rabu, 4 Januari 2017 | 03:15 WIB
Menangis, Yana Zein Sampai Jual Koran Untuk Biaya Pengobatan (Nova)

Kehidupan pesinetron Yana Zein berubah total seketika saat ia divonis mengidap kanker payudara stadium 3, sekitar satu tahun yang lalu. Kondisi fisik melemah, begitu pula dengan kondisi perekonomiannya. Sebagai orangtua tunggal, Yana harus berjuang menghidupi kedua anaknya, Aurelia Callista Carilla (13) dan Alika Pandora Salvine (11). Tak hanya itu, ia pun harus membiayai pengobatannya sendiri.

Apapun dilakukan Yana, termasuk menjual barang-barang mewah hasil jerih payahnya bekerja sebagai seorang artis. Hal itu ia lakukan demi mendapat tambahan Rupiah untuk menyambung hidup. "Saya sampai menjual apapun yang saya miliki. Jual mobil, laptop, handphone, sampai pada akhirnya tak ada lagi yang bisa dijual," kata Yana saat dijumpai tabloidnova.com di rumah sakit Siloam, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2017) petang.

Meski semua barang yang dimiliki Yana sudah habis terjual, sakit kanker payudara yang diidapnya tak mau berkompromi. Kala itu, Yana harus tetap menjalani proses kemoterapi yang memakan biaya mahal. Ketika mengingat hal itu, Yana langsung menangis. "Kemoterapi ke-4 dan ke-5 itu, berat buat saya, saya terpuruk. Saya enggak punya biaya, bahkan untuk sampai ke rumah sakit," kata Yana tak kuasa menahan air matanya.

Baca: Yana Zein Idap Kanker, Awalnya Dikira Masuk Angin Lama-lama Payudaranya Pecah

Setelah beberapa saat terdiam, air mata Yana mengalir. Ia menyebut dua putrinya lah yang berinisiatif mengusulkan untuk menjual tumpukkan koran dan buku-buku sekolah bekas mereka kepada pemulung. Dengan maksud, agar Yana bisa tetap pergi ke rumah sakit untuk berobat.

"Mereka lihat koran dan buku pelajaran bekas. Mereka bilang, 'kayaknya Mami masih bisa pergi berobat kok’, saya tanya ‘gimana sayang?’ anak anak saya jawab, ‘di atas masih ada koran dan buku bekas kok, mami panggil pemulung, mungkin kita bisa jual, kalau kita jual, mungkin mami bisa ke dokter’, dan itu yang mereka lakukan. Mereka mengambil buku-buku mereka, dan menjualnya," kata Yana sambil menangis.