Era perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat kehadiran para programer sangat dibutuhkan dewasa ini. Terlebih melihat fenomena dimana generasi saat ini memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap gadget dan aplikasi pendukungnya.
Namun, sayangnya masih banyak di antara anak muda tersebut yang jarang memikirkan 'alat' yang bekerja dibalik gadget mereka. Atas hal tersebut, pendiri Koding Next Indonesia, Andre Halim dan Barterk Wasik mendirikan sekolah koding atau programming school Koding Next Indonesia, pada Sabtu (7/1/2016) lalu.
Dalam acara pembukaan sekolah yang berada di The Mansion Dukuh Golf Kemayoran, Jakarta Pusat itu, Andre menuturkan misinya untuk membentuk anak Indonesia bukan hanya sekadar penikmat teknologi namun bisa menjadi pencetus atau pencipta.
Baca: 3 Ciri Orangtua Cerdas di Era Digital, Anda kah Salah Satunya?
"Seperti yang kita lihat semua orang termasuk anak-anak kita tidak bisa melepaskan diri dari gadget, dari facebook, path dan sebagainya. Tapi mereka jarang memikirkan mengapa facebook tersebut bisa dibuat, bagaimana handphone bisa dibuat dan bekerja dengan baik," kata Andre.
Ia juga ingin membentuk cara berpikir logis dan terstruktur bagi generasi muda di Indonesia. Andre bersama rekannya pun tergerak membuat institusi pendidikan yang mendukung gagasannya.
"Di satu sisi juga kami melihat ini peluang yang sangat baik untuk mengajarkan anak Indonesia berpikir yang logis dan terstruktur. Kombinasi dari segalanya ini yang membuat kita mencoba mendirikan sekolah koding ini," imbuhnya.
Baca: Kiat Sukses Bagi Orangtua Generasi Milenial Membesarkan Anak di Era Digital
Dalam kesempatan yang sama, Andre pun menunjukkan contoh implementasi hasil pemrograman. Seperti robot, miniatur perkotaan lengkap dengan rambu-rambu lalu lintas yang sudah program dan alat cetak 3D atau tiga dimensi.
Pameran tersebut sengaja digelar agar anak-anak memahami sejatinya bahasa pemograman sangat melekat dikehidupan sehari-hari mereka. Memang terkesan rumit, namun di Koding Next Indonesia memberikan suasana bermain sembari menyampaikan pengertian koding itu sendiri.
"Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak apa sih koding itu, sebab kita pakai handphone, website, aplikasi bahkan mobil semuanya pakai koding, programing. Instruksi dari manusia untuk mesin," lanjutnya.
Baca: Cara Mengenali Gaya Belajar Anak: Visual, Auditory, atau Kinestetik?
Andre melihat anak-anak Indonesia cukup potensial akan kemajuan teknologi. Diadaptasi dari beberapa negara maju di Amerika dan di Eropa, Andre yakin jika sekolahnya ini menjadi incaran para orangtua dan anak mereka.
Tentu saja hal itu menjadi sebuah tantangan baginya untuk mengajak orangtua memahami pentingnya pemograman itu sendiri.
"Memang ini sesuatu yang baru ya, ini jadi tantangan yang terbesar adalah memberi edukasi bagi orang tua mengenai koding. Tentunya kita harus berkometisi dengan kegiatan-kegiatan yang sudah diberikan orangtua kepada anaknya, seperti les piano, les bahasa, les olahraga dan sebagainya," tandasnya.
Meski demikian, Andre Halim bersama rekannya menegaskan tidak ada kata terlambat untuk membentuk anak Indonesia agar lebih maju dan mampu bersaing dengan negara maju lainnya.
Menda Clara Florencia/Tabloid NOVA