Koleksi Busana Pengantin Hijab Tradisional Nusantara di Perayaan 17 Tahun Miarosa

By , Rabu, 18 Januari 2017 | 06:00 WIB
Finale mini fashion show koleksi busana pengantin hijab tradisional Miarosa. (Nova)

Pernikahan yang diwujudkan sesuai impian tentu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para calon mempelai pengantin, tak terkecuali Anda atau mungkin kerabat Anda. Salah satunya ialah bagaimana menghadirkan pernikahan gaya tradisional nusantara yang kental dalam nuansa islami. Ini merupakan fenomena yang ada di masyarakat, mengingat Indonesia menjadi salah satu Negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia.

Tren pernikahan tradisional yang mengusung adat nusantara dalam nuansa islami menjadi hal kekinian yang mulai merebak di masyarakat. Alasannya, sebagian calon mempelai ingin tetap meneruskan adat budayanya tanpa mengurangi norma kesopanan dan akar islami yang melekat.

Ini yang dipahami oleh Miarosa ketika memutuskan untuk menyempurnakan labelnya demi menghadirkan pesta pernikahan, termasuk gaya riasan wajah, busana pengantin dan tatanan hijab sesuai keinginan para calon mempelai.

“Jauh sebelumnya, dari tahun 2013, hampir 80% pengantin-pengantin Miarosa mengenakan Hijab, dan semakin hari permintaan busana pengantin hijab semakin meningkat, bahkan di tahun 2015 hampir 90% pengantin-pengantin Miarosa mengenakan hijab,” ujar Samia Nahdi, Founder Miarosa dalam acara Reborn 17 tahun Miarosa yang berlangsung di Glasshouse Suasana Restaurant, Aston Kuningan Suite, Jakarta Selatan, Selasa (17/1) kemarin.

Baca: Tren 2017, Ini Warna dan Motif Busana Hijab yang Wajib Anda Punya

Samia pun mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman dari para pengantin yang memercayakan pesta pernikahannya dengan Miarosa. Ternyata banyak calon mempelai yang ingin terlihat cantik dalam dengan gaya tradisional yang berbeda meskipun tetap menggunakan hijab.

“Berdasarkan dari pengalaman para pengantin yang dipegang oleh Miarosa, mereka mengatakan, bahwa make up, hair do, dan jilbab style yang dipegang oleh kami selalu up to date,” tambah Samia.

Kemewahan pun terpancar dari aksesoris tradisional yang digunakan tanpa meninggalkan pakem-pakem yang ada dalam tiap adat yang digunakan.

Dalam kesempatan yang sama, Miarosa juga menghadirkan presentasi koleksi busana pengantin hijab bagi calon mempelai yang tidak ingin menggunakan busana tradisional. Sebut saja koleksi kebaya dan gaun warna-warni feminin seperti putih, off white, pink, biru muda, gold, ungu muda, merah, hijau, biru, hitam dan lainnya.

Baca: Contek Inspirasi Busana Hijab Pesta Modern yang Elegan

Samia yang juga sebagai desainer Miarosa, selalu menampilkan garis desain kebaya nasional maupun gaun yang mempunyai ciri khas kerah shanghai atau kerah yang dengan desain  tinggi yang menutupi leher.

“Ini merupakan salah satu ciri khas desain Miarosa, sehingga saya memutuskan untuk Hijrah dan mengeksplorasi  lagi para make up artist dan jilbab style di Miarosa sehingga selalu menghadirkan gaya baru untuk  pengantin Hijab,” ucap Samia.

Dalam acara ini juga terdapat talk show dengan pembicara Taruna K. Kusmayadi, IFC Member of Advisory Board. Taruna memberikan masukan kalau untuk busana pengantin hijab yang ingin tetap menampilkan unsur tradisionalnya dapat juga dikembangkan dari daerah asalnya.

"Kita dapat memasukkan ornamen tradisionalnya, misalnya saja busana tradisional Palembang yang kita wakilkan dengan songketnya atau motif tradisional berupa embroidery.

Baca: Inspirasi Gaun Pesta Untuk Busana Hijab

Embroidery dapat diletakkan di busana pengantin sebagai aplikasi. Begitupun dengan songket, yang bisa dijadikan aplikasi di bagian manset dari busana pengantin pria," saran Taruna.

Acara fashion show dan talkshow Reborn 17 tahun Miarosa ini juga sekaligus menjadi penanda perjalanan Miarosa yang dibangun pada tahun 2000 sebagai sanggar rias dan busana khusus hijab. Miarosa berasal dari nama perusahaan keluarga, Mia yaitu Samia, Ro dari Romzi, Sa dari Said.

Miarosa pertama kali hadir di paviliun sebuah rumah di Perumahan Utama, Pondok Bambu, Jakarta Timur pada  tahun 2000. Ditahun keempat, Miarosa kembali pindah lokasi yaitu di garasi rumah kediaman owner Miarosa, di Jl.Miana Pondok  Bambu, pada tahun 2004 hingga tahun 2009.

Kegigihan seorang Samia dalam mengenalkan Miarosa mulai terlihat hasilnya, garasi rumah yang disulap menjadi gerai sanggar rias dan busana tidak cukup dan dirasa kurang nyaman untuk para calon pengantin.  Maka dicarilah sebuah rumah yang cukup nyaman untuk menampung para calon pengantin yang dilengkapi area parkirnya, dan diperoleh di Jl.Bambu Duri, masih didaerah Pondok Bambu.

Perjalanan di Bambu duri, penuh dengan aneka warna, selama di Bambu Duri inilah, Miarosa semakin mengokohkan diri dan kemantapannya sebagai sebuah sanggar rias & busana. Di Bambu Duri bertahan selama tahun 2009 – 2011

Foto-foto: LinkMedia