Sejenak meninggalkan hiruk-pikuk kota besar yang membuat stres dengan kemping di alam , ternyata tak hanya membuat tubuh kembali segar, tapi juga bisa mengatasi gangguan sulit tidur.
Aktivitas sehari-hari di kota besar membuat saraf menjadi tegang, otot kaku, bahkan mengalami gangguan tidur. Jangan anggap sepele, sebab gangguan tidur bila dibiarkan akan berdampak pada kesehatan jangka panjang.
Baca: 4 Tips Ajak Si Kecil Berlibur Outdoor (1)
Penelitian yang dilakukan menyebutkan, ternyata paparan cahaya buatan terus- menerus mengganggu ritme tidur seseorang. Hal ini bisa dinetralkan dengan menikmati hangatnya cahaya matahari pagi.
"Sudah jelas bahwa lingkungan modern mempengaruhi ritme sirkadian kita," kata Kenneth Wright, peneliti senior di University of Colorado, Boulder, tentang studi tersebut.
Ritme sikaardian adalah ritme di mana seseorang mencapai puncak tidurnya pada pukul 02.00-04.00 pagi, demikian dilansir webMD.
Penelitian itu mengambil sampel air liur yang menunjukkan kadar “hormon tidur” atau melatonin. Kadar melatonin mereka yang kemping dua hari bergeser dibandingkan dengan mereka yang sepekan tinggal di rumah. Pergeserannya sekitar dua jam lebih awal.
Sehingga mereka yang kemping bisa tidur dua jam lebih awal dari biasanya dan bangun lebih pagi, untuk menikmati cahaya matahari terbit. Wright mengatakan bahwa suhu udara di alam bebas mungkin berperan di pagi hari.
Menurut Wright, ada bukti bahwa orang-orang yang tidur larut menghadapi beberapa risiko kesehatan. Seperti obesitas, diabetes, depresi, dan kelelahan di siang hari yang mengakibatkan tingginya angka kecelakaan lalu-lintas.
Yuk, akhir pekan ini kita rencanakan kemping, mau?
Baca: Yuk, Coba 4 Wisata Pemandian Air Panas yang Bisa Sembuhkan Penyakit
Menda Clara Florencia/Nova.id