Dua hari lalu, postingan foto seorang bocah disabilitas asal Jember yang tetap punya semangat tinggi untuk sekolah membuat terenyuh publik. Dengan kondisi terbatas karena fisiknya tak sempurna, bocah tanpa kaki ini tak minder dengan kondisinya bahkan dikabarkan ia memiliki semangat belajar yang tinggi.
Dilansir dari Tribunnews.com, bocah ini bernama Ahmad. Ia bersekolah di SD Negeri 3 Desa Kamal Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember dan duduk di kelas 3. Kisah Ahmad ini diviralkan oleh akun sosial media jejaring Facebok Hadi Poernomo.
Dalam postingannya Hadi sedikit menceritakan reaksi Ahmad yang sangat bahagia setelah mendapatkan bantuan dari Kanit Binmas Polsek Arjasa Polres Jember Aiptu Totok Yuniar. Tak hanya Aiptu saja yang memberikan bantuan tetapi ada sumbangan salah satu warga yang baik hati dan tak ingin disebutkan namanya ingin berbagi kebahagian dengan Ahmad. Bantuan berupa alat tulis dan perlengkapan sekolah nampaknya menjadi hadiah yang istimewa bagi Ahmad. Fotonya yang sumringah dan tertangkap lensa kamera benar-benar membuat para netizen yang melihatnya jadi ikut merasakan bahagia.
Berikut postingan Hadi Poernomo yang membuat haru netizen yang membacanya :
"Terima kasih sahabat, engkau telah membuatnya tersenyum.
Bangga melihat Ahmad meski menyandang anak berkebutuhan khusus namun mempunyai keinginan belajar yang cukup tinggi. Bahkan saking tingginya motivasinya dalam belajar, sampai-sampai ia sendiri seolah tidak menyadari bahwa kondisi fisiknya amat berbeda dari teman-temannya.
Di saat teman-temannya mudah melakukan mobilitas diri lantaran fisik yang sempurna, bisa berjalan karena kaki yang utuh, memegang dan bekerja dengan tangan yang bekerja sempurna. Kendati pun demikian tak mengurangi si Ahmad kecil untuk tetap semangat belajar mengisi setiap cawan ilmu pengetahuan di SD Negeri 3 Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember.
Hidup dengan menanggung stigma yang telah melekat dari lahir, bukanlah perkara mudah. Siapapun itu, harus memiliki jiwa besar untuk kemudian menjalani hidup. Terlebih Ia hidup ditengah keluarga yang serba kekurangan secara ekonomi, belum lagi ia dihadapkan dengan perceraian orang tuanya. Tentunya beban hidup yang harus ia tanggung cukup membuat hati kita terenyuh.