Hari Sabtu (11/2/2017), menjadi momen tak terlupakan bagi pasangan pengantin Erwin Fajar Hasrianda dan Fitriana Candra Dewi. Mereka adalah pengantin yang menjadikan kampung eks lokalisasi Dolly sebagai venue resepsi pernikahan.
Meski awalnya hanya dikira mencari sensasi, sejoli yang sama-sama jatuh cinta saat les bahasa Inggris di Pare ini mengaku sangat lega dan terkesan. "Meski aku warga asli Surabaya, aku baru kali ini tahu kalau wisma Barbara yang terkenal itu ada enam lantai. Dulu aku sering lewat sini tapi ya baru ngeh sekarang sudah berubah banget," kata Fitri.
Yang diketahui oleh wanita berparas cantik ini, Dolly dulu ramai dengan wanita penjaja seks. Banyak 'akuarium' atau etalase di setiap rumah yang dilewatinya setiap pulang kampus. Tapi sekarang, begitu melihat kondisi Dolly selama resepsi tadi siang, Fitri merasa takjub. Kawasan yang dulunya penuh gemerlap dan musik bising kini sudah berubah menjadi cantik dan menawarkan pesonanya yang lain.
Seperti pesona UKM, suasana kampung mural, dan menurutnya banyak yang bisa digali untuk belajar di eks lokalisasi Dolly itu."Saya yakin yang hitam nggak akan selamanya hitam. Saya yakin warga Dolly pasti bisa bangkit dengan brand barunya sebagai kampung wisata," ucap wanita 27 tahun yang aktif di dunia sosial ini.
Senada dengan pendapat Erwin, mempelai laki-laki. "Saya tadi lihat juga saat di eks Wisma Barbara. Ada panggung kecil disana yang belum direnovasi, katanya itu 'akuarium' tempat majang wanita," ucapnya.
Ia sama sekali tidak menyesal sudah menggelar resepsi pernikahannya di Dolly. Bahkan ia berharap banyak warga yang datang ke Dolly dan Jarak untuk berkunjung."Kalau ramai pasti lebih seru. Ada becak yang mengarak tamu. Selain ke Barbara juga ke Jarak yang jadi pusat produksi oleh oleh samiler," ujarnya.
Sementara itu Koordinator Bidang Pendidikan Gerakan Melukis Harapan, yang menjadi pemandu dalam tur wisata kampung Dolly, merespon baik pengantin baru Erwin dan Fitri. Ia berharap aksi sosial ini bisa ditiru oleh penduduk lain baik dari Surabaya maupun luar Surabaya.
Fatimatuz Zahroh/Surya