Ingin merayakan hari bahagia sebagai pasangan suami istri, Erwin Fajar Hasrianda dan Fitriana Candra Dewi punya konsep resepsi yang beda dari yang lalin. Usai melakukan akad nikah, Jumat (10/2/2017), pasangan baru ini melakukan bakti sosial di panti asuhan At Taqwa di Jalan Beringin Jaya Surabaya. Keesokan harinya, Sabtu (11/2/2017), pasangan ini menggelar resepsi pernikahan di eks lokalisasi Dolly, .
Baca : Gelar Resepsi Pernikahan di Dolly, Pengantin Ini Disebut Cari Sensasi
Orang tua, dan sejumlah kerabat dekat tampak hadir ke undangan pernikahan mereka yang dipusatkan di Aula Kelurahan Putat Jaya Surabaya. Uniknya, acara resepsi diisi dengan trip kunjungan wisata di eks lokalisasi Dolly dan Jarak. Baju pasangan pegantin pun jauh dari kesan glamor. Fitri tampak cantik dengan balutan baju berwarna krem, sedang Erwin tampak gagah dengan beskap warna putihnya.
Sebanyak sepuluh becak wisata Dolly sudah tampak bersiap mengarak para tamu undangan. Mereka diajak mengunjungi eks wisma Barbara, Boarding Learning Center, pusat produksi UKM Samijali dan pusat produksi olahan rumput laut. "Yang mengajak konsep nikah dengan sosial ini itu mas Erwin. Saya suka, karena konsepnya beda dan unik. Apalagi Mas Erwin nggak cuman mau numpang nikah di Dolly tapi ada kegiatan sosialnya," ucap Fitri warga asli Kandangan Surabaya ini.
Usai tur kampung, Erwin akan mengadakan bakti sosial pelatihan e-marketing ke warga Dolly dan Jarak. Konsep pernikahan mereka memang dirancang dengan konsep sosial. Mulanya lulusan sekolah fashion dan desain Arva School ini mengaku susah mendapatkan izin dari keluarga. Tapi setelah dijelaskan tujuan dan alasan pernikahan konsep sosial ini, akhirnya kedua orang tua setuju.
Erwin pun tampak lega bisa menjalankan prosesi resepsi nikahan dengan konsep edukasi di eks lokalisasi Dolly dan Jarak ini."Saya ini sekolah dengan uang hasil pungutan pajak masyarakat. Saya merasa punya tanggung jawab moral untuk ikut menyelesaikan masalah yang ada di negeri saya," kata lulusan S2 jurusan Genetika Wageningen University and Research Center Belanda ini.
Satu hal yang disayangkan Erwin, tak banyak tamu yang mau diajak datang ke konsep nikahan sosial semacam ini. "Kemarin saat walimah di rumah yang datang banyak ada 200 undangan. Saat di sini hanya puluhan. Padahal di undangannya sudah dicantumin lho kalau mau kesini," ujar Erwin.
Fatimatuz Zahroh/Surya