Penyakit kanker tak hanya bisa menyerang orang dewasa, tapi juga anak. Meski membahayakan dan bisa menyebabkan kematian, tapi bila kanker terdeteksi lebih dini dan segera melakukan pengobatan, kemungkinan sembuhnya bisa lebih besar.
Sayangnya, kesadaran dan kurangnya edukasi pada masyarakat kita membuat kanker yang menyerang anak-anak terlambat ditangani.
Menurut International Agency for Research Cancer (IARC) per tahun 2015, dilaporkan bahwa angka kejadian kanker meningkat, dari 165.000 kasus baru setiap tahun menjadi 215.000 kasus untuk anak-anak usia 14 tahun dan 85.000 kasus baru untuk usia 15-19 tahun.
Angka tersebut belum termasuk kasus yang tak dilaporkan dari seluruh dunia.
Baca: Waspada! Gejala Kanker Anak Bisa Dideteksi dari Kondisi Mata Seperti Ini
Prof. dr. Djajadiman Gatot, SpA(K)., pembina dari Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) menjelaskan jumlah penderita kanker anak di Indonesia tidak sebanyak kanker serviks dan kanker payudara pada dewasa.
Kanker yang banyak diidap oleh penderita usia anak di Indonesia sendiri adalah leukimia. Leukimia atau kanker darah adalah kanker yang menyerang sel-sel yang membentuk sel darah dalam sumsum tulang.
Pada kondisi normal, sel-sel darah putih seharusnya berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul.
Baca: Kanker Anak: Orangtua Menerima, Anak Stabil
Gejala yang perlu diwaspadai dan sering ditemukan pada anak adalah pucat, demam dan atau pendarahan tanpa alasan yang jelas, nyeri tulang, dan pembengkakan perut. Bengkak pada perut ini terjadi karena tumbuhnya tumor, dan akan bisa teraba bila pertumbuhannya membesar.
Kemudian bila ada penyebaran pada tulang, bisa menyebabkan patah tulang tanpa sebab dan tanpa nyeri sehingga penderitanya dapat pincang mendadak.
“Leukimia bisa menyerang anak bahkan sejak anak dilahirkan. Namun, kebanyakan leukimia ditemukan pada anak sekitar usia 5 tahun. Waspada, bila pada sekitar umur itu ditemukan gejala-gejala yang tidak semestinya,” tuturnya saat ditemui dia acara peringatan Hari Kanker Anak Internasional 2017 di FX Senayan, Jakarta.
Dionysia Mayang/NOVA.id