Kanker adalah sebuah penyakit yang tak hanya menyerang dewasa, namun juga anak-anak. Di Indonesia penderita kanker pada anak menempati peringkat terbesar ketiga setelah kanker serviks dan kanker payudara.
Jumlah penderita kanker anak dalam beberapa tahun terakhir baik di Indonesia maupun di negara lainnya juga menunjukkan peningkatan.
Namun, di sisi lain kemajuan pengobatan dan pendekatan terapi yang lebih baik memberi peluang bagi penderita kanker anak untuk sembuh, sehingga jumlah penyintas (survivor) kanker anak juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Sayangnya banyak di antara kita yang masih terpengaruh oleh mitos-mitos terkait kanker pada anak.
Childhooc Cancer International menyatakan setidaknya ada 8 mitos yang masih melekat kuat di masyarakat, bahkan orangtua dengan anak penderita kanker pun juga tak sedikit yang meyakininya.
Berikut 8 di antaranya:
1. Penyintas kanker anak bisa menularkan penyakit
2. Penyintas kanker anak tidak dapat memiliki keturunan
3. Penyintas kanker anak tidak akan berumur panjang
4. Penyintas kanker anak memiliki prestasi yang tidak bagus
5. Penyintas kanker anak mengalami kesulitan sosialisasi
6.Penyintas kanker anak tidak memerlukan perawatan lanjutan
7. Penyintas kanker anak tidak akan memiliki kehidupan normal, karena akan memiliki masa depan yang tidak bahagia
8. Penyintas kanker anak akan membawa stigma kanker, sehingga akan diremehkan dan didiskriminasi dalam kehidupan
Menurut Rahmi Adi Putra Tahir, ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), kepedulian masyarakat terhadap kanker anak dibutuhkan untuk bisa meluruskan kesalahpahaman terkait mitos-mitos mengenai kanker anak yang masih banyak ditemui di masyarakat.
Rahmi mengatakan, “YOAI memiliki harapan agar anak tidak sekadar sembuh, namun juga bisa produktif, dan menjalani kehidupan yang bermakna,” tuturnya ketika ditemui dalam acara Gold Parade yang bekerjasama dengan para penyintas kanker anak yang tergabung dalam Cancer Buster Community.
Dionysia Mayang/NOVA.id