Mengejutkan,Ini Pengakuan MK Saat Melancarkan Aksinya

By nova.id, Senin, 20 Februari 2017 | 10:00 WIB
Ilustrasi (nova.id)

Pembunuhan yang diduga dilakukan oleh MK terhadap siswi sekolah dasar (SD) Anisa Putri Amelia (10) warga Dusun Margorejo, Kurungan Nyawa, Pesawaran membuat banyak pihak terkejut. MK disebut melakukan hal ini karena sudah tak tahan diejek miskin oleh Anisa hingga ia pun gelap mata dan tega melakukan pembunuhan.

Baca : Miris, Diejek Miskin Remaja Putri Gelap Mata Bunuh Temannya

Untuk membantu kedua orangtuanya, setiap pulang sekolah, MK berjualan aksesoris seperti gelang. Pada Jumat (17/2/2017), MK tidak bersekolah. Ia berniat mencari tebu di kebun dekat rumahnya. Usai mencari tebu, MK menyambangi rumah Anisa, yang letaknya tak jauh dari rumahnya untuk menumpang buang air kecil. Di situlah MK bertemu Anisa. Anisa sempat menegur MK meminta gelang.

Hubungan MK dengan Anisa ternyata tidak baik. Menurut MK, Anisa sering mengejek orangtuanya. “Dia (Anisa) sering bilang, orangtua saya miskin. Saya sakit hati dan dendam ke dia,” terang MK.

Melihat Anisa, MK terbakar rasa benci. Rasa benci ditambah keinginannya untuk memiliki kalung Anisa membuat MK berniat jahat. MK kemudian mengajak Anisa ke rumahnya untuk memberikan gelang yang diminta Anisa. Sampai di halaman belakang rumahnya, MK menodongkan pisau ke Anisa. Menurut MK, Anisa tertusuk pisau secara tidak sengaja karena berontak melihat pisau yang ditodongkan. “Saya tidak menusuknya. Pisau cuma saya todongkan. Karena dia bergerak, tubuhnya terkena pisau saya,” ucap MK.

Ada empat luka tusukan di tubuh Anisa. Melihat Anisa berdarah, MK panik. Bukannya menolong, MK malah mendorong tubuh Anisa ke dalam jurang yang di bawahnya mengalir sungai. Penasaran timbul di diri MK. Ia masih bertanya-tanya dalam hati bagaimana kondisi Anisa setelah terjatuh. MK berinisiatif turun ke bawah mengecek kondisi Anisa. “Saya lihat dia masih bergerak. Saya ambil batu saya pukul ke wajahnya tiga kali,” kata MK.

Setelah itu, MK menyeret tubuh Anisa ke atas yang berada di seberang rumahnya. MK meletakkan tubuh Anisa di dalam semak agar tidak ketahuan warga sekitar. Usai melakukan aksinya, MK beraktivitas seperti biasa. MK pergi ke sebuah sekolah untuk berjualan gelang. Malam harinya, MK pulang ke rumah dan situasi sudah ramai karena Anisa hilang. “Saya sempat ditanya warga mengenai Anisa, saya bilang tidak tahu,” ujarnya.

Aksi MK ini tercium oleh aparat  Polsek Tanjungkarang Barat. Polisi mencurigai MK dan menginterogasinya. Awalnya MK tetap tidak mengaku. Namun setelah beberapa menit, MK tidak bisa mengelak. Polisi lalu membawanya ke polsek untuk diminta keterangan. Kapolsek Tanjungkarang Barat Komisaris Harto Agung Cahyono mengatakan, kasus ini akan dilimpahkan ke Polres Pesawaran. “TKP pembunuhannya di Pesawaran makanya kami limpahkan ke polres setempat,” ujarnya.

Wakos Reza Gautama/Tribunnews