Apa Bedanya Inseminasi dan Bayi Tabung dalam Program Kehamilan?

By Dionysia Mayang, Sabtu, 25 Februari 2017 | 03:00 WIB
Apa yang terjadi jika air ketuban rusak dan bahayanya pada bayi didalam perut? (Dionysia Mayang)

NOVA.id - Inseminasi buatan dan bayi tabung seringkali dipilih sebagai alternatif bagi pasangan yang cukup lama belum dikaruniai keturunan.

Di Indonesia sendiri, program inseminasi buatan dan bayi tabung sudah banyak dikenal masyarakat.

Meski begitu, ada perbedaan antara metode inseminasi buatan dan bayi tabung.

Baca Juga : Inul Daratista Miliki Anak dengan IVF, Ini Dia 3 Cara Siapkan Mental Dapatkan Momongan Lewat Program Bayi Tabung

Dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG., MSc dari RS Pondok Indah, Jakarta menjelaskan, sebenarnya bayi tabung atau in vetro fertilitation (IVF) merupakan alternatif akhir bagi pasangan yang ingin melakukan reproduksi dengan bantuan teknologi.

Ada tahap-tahap yang bisa dipilih sebelum menjalankan program bayi tabung.

“Awalnya, akan ada konseling untuk mengetahui kondisi dan gaya hidup pasangan,” jelasnya.

Inseminasi sendiri bisa dipilih sebelum mengambil program bayi tabung.

Inseminasi adalah prosedur pembuahan dengan bantuan teknologi di mana sperma suami dimasukkan ke dalam rahim dengan kateter.

Baca Juga : Perbedaan Kesuksesan Inseminasi untuk Perempuan Usia 30 dan di Atas 40 Tahun

Inseminasi buatan jadi berbeda dengan bayi tabung.

Pada metode bayi tabung, sperma dan sel telur disatukan di luar rahim dengan bantuan teknologi.

Setelah itu, barulah dikembalikan untuk melanjutkan tubuh kembangnya di rahim.

Baca Juga : Tya Ariestya Bocorkan Rincian Biaya Program Bayi Tabungnya, Capai Ratusan Juta Rupiah!

Sebenarnya, inseminasi merupakan tahap yang bisa diambil sebelum kita memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung.

Bila setelah 4 kali berturut-turut melakukan inseminasi dan tidak berhasil, barulah mengambil prosedur bayi tabung.

Sayangnya, banyak masyarakat yang mengira bahwa dengan melakukan satu kali program inseminasi maka kemungkinan untuk hamil bisa 100 persen.

Padahal, hanya ada kemungkinan sekitar 10 persen di setiap siklusnya.

Baca Juga : Selamat! Siti Nurhaliza Hamil Anak Pertama Setelah 11 Tahun Menikah, Ini yang Disampaikannya

“Jadi memang terkadang membutuhkan beberapa kali siklus inseminasi,” tuturnya.

Berbeda dengan bayi tabung yang memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Alasan itulah yang menjadikan program bayi tabung lebih menjadi favorit pasangan dengan keluhan-keluhan tertentu.

Padahal bila mempertimbangkan alasan ekonomis, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.

Baca Juga : Atasi Infertilitas, Metode Inseminasi Juga Mampu Hasilkan Bayi Kembar. Benarkah?

“Banyak pasangan yang datang dan menginginkan untuk melakukan inseminasi atau juga bayi tabung.

Namun baru sampai pada tahap awal pemeriksaan, tak berapa lama kemudian berhasil hamil,” jelas Dr. Yassin.

Nah, bagi yang ingin melakukan prosedur baik inseminasi atau bayi tabung, lebih baik pertimbangkan matang-matang, ya.

Dan yang paling disarankan: Terus bersabar dan konsultasilah ke dokter kepercayaan Anda. (*)