Ibu Hamil Bolehkah Menggendong Balita?

By , Sabtu, 25 Februari 2017 | 09:45 WIB
Risiko Tinggi Kematian pada Ibu Hamil yang Menderita Kanker Kulit Melanoma (Nova)

Ibu hamil sebaiknya tidak membawa beban berat. Namun, kalau hal itu tak bisa dihindari, sebaiknya perhatikan hal ini.

Tak sembarang beban, yang sering terlihat adalah ibu hamil menggendong anaknya yang masih kecil.

Kalau sekadar menggendong mungkin tidak masalah, namun yang juga sering terjadi, anak yang digendong menangis, meronta-ronta, bahkan menendang perut ibunya.

Bila ini yang terjadi, apa yang harus dilakukan?

Segera minta orang lain untuk menggantikan menggendong anak. Tendangan anak, sekalipun tidak keras, bisa jadi akan membahayakan janin dalam kandungan.

Bila memungkinkan, sebaiknya gendong anak di punggung, seperti yang banyak dilakukan ibu-ibu Jepang dan Korea. Menggendong di punggung lebih aman.

Tapi kalau tidak biasa melakukannya, jangan dipaksakan. Kalau sampai jatuh malah membahayakan keduanya.

Kalaupun anak yang digendong tidak meronta-ronta atau menendang, sebaiknya batasi waktunya tak lebih dari 5-10 menit. Jangan terlalu lama hingga kelelahan.

Dengan perut yang semakin membesar, pusat gravitasi ibu hamil berpindah ke depan. Ini membuat ibu hamil lebih mudah limbung dan terjatuh.

Ibu hamil yang membawa beban 10-20 kg terlalu sering di awal kehamilan, menurut penelitian berisiko preeklamsia.