Ternyata Ini Obat Paling Mujarab untuk Penderita Bipolar

By , Selasa, 7 Maret 2017 | 03:00 WIB
Pelukan Berjuta Makna (Nova)

Penderita bipolar disorder sangat akrab dengan berbagai obat-obatan tiap harinya. Mereka akan dibekali oleh obat-obatan anti depresan dan mood stabilizer. Tapi ternyata selain obat dokter, ada satu obat paling mujarab untuk penderita bipolar. Apa itu?

Obat-obatan yang diresepkan berguna untuk mengendalikan ekspresi kesedihan dan kesenangan yang cukup tinggi. Biasanya obat-obat-obatan disesuaikan dengan tingkat keparahan pasien.

"Memang selalu ada obat-obatan. Biasanya pagi atau malam akan disesuaikan," tutur dr. Engelberta Pardamean Sp.KJ., saat ditemui Nova.id di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Banyak yang mengira jika dengan mengonsumsi obat tiap harinya akan membuat pasien merasa ketergantungan. Dr. Engelberta membantahnya, karena  ketergantungan dengan kebutuhan sangat berbeda.

Ketergantungan adalah kondisi seseorang tidak bisa melepaskan konsumsi obat meski dalam keadaan normal. Kalau kebutuhan adalah obat tersebut sangat dibutuhkan pada kondisi tertentu.

"Berbeda dengan ketergantungan, bisa dibedakan kalau ketergantungan ia terus konsumsi meski kedaannya normal. Seperti narkoba misalnya," katanya.

Jangan khawatir, jika keadaan penderita bipolar sudah mulai membaik, dosis obat-obatan akan diturunkan. "Perlahan disesuaikan," tandasnya.

Baca: 4 Episode Mood Gangguan Bipolar

Dekapan Hangat Obat Paling Mujarab

Sekalipun konsumsi obat-obatan setiap hari aman untuk penderita bipolar, namun, jauh dari itu, mereka sangat membutuhkan pelukan dan dukungan dari lingkungan mereka. "Mereka sangat membutuhkan dukungan orangtua, sahabat dan keluarga," jelas dr. Engelberta.

Senada dengan hal itu, salah seorang penderita Bipolar, Hana Alfikih, menjelaskan ia lebih membutuhkan pelukan dari pada puluhan obat. Baginya dekapan hangat dan perhatian dari orang terdekat adalah obat yang paling mujarab.

"Aku merasakan lebih membutuhkan pelukan dari orangtuaku daripada obat-obatan. Setiap orang punya solusi yang berbeda," timpal Hana Alfikih saat ditemui di tempat yang sama.

Ia merasakan sangat membutuhkan teman untuk sekadar meluapkan isi hatinya dan berbagi kisah. Ia memilih untuk bersikap terbuka dengan kondisi bipolar yang dialaminya.

Wanita yang berprofesi sebagai pelukis ini pun memilih membuktikan kemampuannya di dunia seni daripada terpuruk dengan gangguan bipolar.

"Penting banget merasa punya teman untuk bercerita. Aku berani terang-terangan bipolar karena aku nunjukin sesuatu, aku berkarya. Aku mau orang lain fokus sama karyaku," tutupnya.