Hidup memang penuh teka-teki tapi tetaplah pelihara mimpi yang dimiliki. Setidaknya, itu yang dialami Sarah dan Andy Justice, pasangan suami-istri dari Tulsa, Oklahoma, Amerika. Keinginan mereka untuk memiliki buah hati cukup berliku dan penuh kejutan.
Dilansir dari Life Daily,setelah tiga tahun menikah belum dikaruniai anak, keduanya memutuskan untuk mencari bantuan dokter kandungan. Awal 2014, mereka menempuh perjalanan hampir enam jam dengan mobil untuk menemui pakar kandungan di St. Louis, Missouri, Amerika.
Sampai di sana, kabar buruk yang mereka dapatkan. Dokter yang memeriksa mengatakan, mereka bisa saja menjalani program penyuburan kandungan, tapi kesempatan Sarah untuk hamil hanya 10 persen.
Biaya untuk program ini pun sangat mahal, antara 30 ribu-60 ribu dolar Amerika. Padahal kemungkinan berhasilnya sangat kecil. Alih-alih mengambil program itu, Sarah dan Andy lalu memutuskan untuk mengadopsi saja.
Namun,mengadopsi pun tak segampang yang dibayangkan. Selain bisa memakan waktu bertahun-tahun, mendapatkan bayi yang bisa diadopsi pun jadi masalah tersendiri. Apalagi, Sarah dan Andy menginginkan yang diadopsi adalah bayi yang baru lahir.
Tak mau menyerah, mereka tetap menjalani berbagai tahap yang harus dilewati, termasuk serangkaian wawancara oleh calon ibu si bayi, untuk memastikan Sarah dan Andy layak mengasuh anaknya.
Meski dinilai layak menjadi orangtua asuh dan lolos tes, ternyata pasangan ini belum bisa bergembira. Dua calon orangtua yang mewawancarai mereka sama-sama membatalkan niat memberikan bayinya untuk diasuh orang lain, justru pada saat-saat terakhir.
Lalu bagaimana nasib pasangan ini?