Guatemala Tetapkan Tiga Hari Berkabung untuk Anak-anak Asrama yang Tewas

By nova.id, Minggu, 12 Maret 2017 | 05:45 WIB
Salah satu korban kebakaran di asrama yang mendapatkan pertolongan (nova.id)

Guatemala mengumumkan tiga hari berkabung sejak Kamis (9/3/2017) setelah kebakaran yang melalap sebuah asrama putri yang menewaskan puluhan anak gadis, Rabu (8/3/2017). Dana Anak PBB UNICEF menyebut kebakaran  dan kematian dalam insiden tersebut sebagai sebuah “tragedi”.

Baca : Duh, 19 Anak Gadis Tewas Terbakar di Asrama Guatemala

Dalam akun Twitter-nyA, UNICEF bercericit, "Anak-anak ini dan para remaja harus dilindungi”.

Kantor berita Agence France-Presse melaporkan, semua korban tewas adalah anak-anak perempuan berusia antara 13 tahun hingga 17 tahun.

Sebagian besar tewas dalam keadaan gosong setelah api meludeskan sebuah asrama atau tempat penampungan anak-anak perempuan di San Jose Pinula, 10 kilometer timur dari Guatemala City. Puluhan korban dirawat karena luka bakar serius di beberapa rumah sakit di ibukota. Satu, Rumah Sakit Roosevelt, mengatakan telah menerima 24 korba luka bakar, enam dalam kondisi kritis.

Laporan awal menyebutkan, setidaknya 19 anak gadis tewas dalam kebakaran yang terjadi pada Rabu (8/3/2017) pagi di sebuah asrama putri di Guatemala tengah.

Nery Ramos, Kepala Polisi Nasional Guatemala, mengatakan di tempat kejadian bahwa 19 orang, semua anak perempuan, tewas. Belakangan diketahui, seorang putri meninggal di rumah sakit.

Sedangkan rumah sakit setempat melaporkan setidaknya 40 orang lain sedang dirawat karena luka bakar. Media setempat melaporkan, 40 anak gadis lainnya dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar serius setelah kobaran api melahap Panti Virgen de La Asuncion di Jan Jose Pinula.

Baca : Kebakaran Asrama Putri Sudah Renggut 29 Nyawa Diawali Kericuhan

“Diketahui bahwa terjadi perkelahian di asrama tersebut, tempat anak-anak putri itu membakar kasur-kasur. Api menjalar ke seluruh bangunan dan mereka tidak dapat keluar (dari bangunan itu)," kata harian Prensa Libre.

Kericuhan mulai terjadi pada Selasa (7//3/2017) malam. Sekitar 60 gadis remaja mengamuk karena perlakuan, pelecehan seksual, dan makanan buruk di panti anak-anak korban masalah keluarga.

Para korban yang malang itu meninggal karena terbakar sementara korban-korban lainnya yang dirawat di rumah sakit mengalami "luka bakar tingkat dua atau tiga," kata Carlos Soto, Direktur Rumah Sakit Roosevelt, kepada Prensa Libre.

Menurut Soto, sebanyak 23 remaja putri sedang dirawat di rumah sakit tersebut, termasuk 14 orang yang mengalami luka berat.

Pascal S Bin Saju/Kompas.com