Mengapa Anak SD Sering Alami Gangguan Pendengaran? Ini Penjelasannya

By , Selasa, 21 Maret 2017 | 11:00 WIB
Ini Menu Bergizi yang Wajib Dikonsumsi Anak Usia 5-12 Tahun Setiap Hari (Nova)

Gangguan pendengaran atau tuli dapat disebabkan oleh kotoran telinga. Banyak orang yang meremehkan kotoran telinga yang menumpuk.

Padahal kotoran telinga atau serumen yang menumpuk di saluran telinga bisa bisa mengganggu pendengaran. Kasus yang satu ini merupakan kasus tuli yang bisa dicegah.

"Kotoran telinga yang menumpuk dan menyumbat di telinga bisa menyebabkan penurunan pendengaran," jelas Ketua Perhimpunan Ahli THT Bedah Kepala Leher, dr. Soekirman Soekin, Sp.THT-KL di Direktorat Jendral Pencehagan dan Pengendalian Penyakit (DITJEN P2P) di Salemba, Jakarta Pusat.

Kasus penyumbatan serumen telinga ini biasanya dialami oleh anak-anak atau 20-50% diderita oleh siswa SD. Mengapa?

Kebanyakan anak-anak masih belum mengerti dengan perubahan yang ada di dalam dirinya, termasuk soal pendengarannya. "Mereka cuek, paling korek-korek telinga sedikit lalu di biarkan," katanya.

Jika sumbatan tersebut tidak ditangani dengan tepat, maka kemampuan telinga untuk mendengar semakin menurun. Lalu tingkat tuli pada anak semakin parah.

Baca: Jangan Sembarang Membersihkan Telinga

Dampak gangguan pendengaran karena sumbatan serumen pada anak-anak juga mempengaruhi aspek lainnya. Misalnya, komunikasi dan prestasi di sekolah.

"Pada anak-anak akan mempengaruhi prestasi belajar dan mengganggu perkembangan wicara," tutupnya.

Jangan Gunakan Cutton Bud

Selama ini banyak orang tua yang mengandalkan cutton bud untuk membersihkan lubang telinga anak. Ternyata, penggunaan cutton bud tidak dianjurkan.

Selain kotoran akan terdorong semakin dalam, cutton bud bisa membuat lecet saluran telinga.

"Cutton bud itu untuk membersihkan daun telinga bukan untuk lubang telinga," lanjut  dr. Soekirman

Sejatinya, telinga kita sudah memiliki kemampuan untuk membersihkan kotoran sendiri. Melalui gerakan mengunyah secara otomatis akan mendorong kotoran keluar hingga ke telinga bagian luar.

"Dengan gerakan menyah, otomatis mendorong kotoran keluar. Nah, jika sudah keluar baru boleh dibersihkan," katanya lagi.

Sehingga penggunaan cutton bud atau alat lainnya untuk mengorek telinga tidak dianjurkan. Kontrol rutin ke dokter THT setiap 6 bulan sekali, ada atau tidak ada keluhan.